Di membicarakan Kesejajaran ginjal, kebanyakan orang langsung fokus Di asupan garam dan hidrasi. Jika tidak makan asin berlebihan dan tidak sampai dehidrasi berat, banyak yang mengira ginjalnya sudah bekerja Didalam baik.
Padahal, organ penting yang bertugas menyaring darah, membuang racun, dan memproduksi sejumlah hormon ini jauh lebih kompleks Didalam yang dibayangkan.
Faktanya, ada sejumlah kebiasaan yang Pada ini Disorot ‘sehat’ justru dapat diam-diam membebani dan merusak fungsi ginjal. Berikut penjelasan para Ahli Kebugaran, seperti dikutip Didalam Best Life.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Konsumsi Protein Berlebihan
Makan terlalu banyak protein menjadi kebiasaan ‘sehat’ paling umum yang justru membebani ginjal. Ini terutama terjadi Di orang yang minum protein shake berlebihan Sebagai menunjang Aktivitasfisik atau Inisiatif Kondisifisik.
“Makan dua hingga tiga kali lipat kebutuhan protein tidak membuat otot lebih besar, hanya membuat ginjal bekerja ekstra,” ujar urolog David Shusterman, MD.
Sebuah studi tahun 2020 Di Journal of the American Society of Nephrology (JASN) Menunjukkan pola makan tinggi protein berhubungan Didalam meningkatnya kejadian Gangguan ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) Terbaru, Sebab ginjal bertanggung jawab menyaring produk sampingan protein. Jika dilakukan terus-menerus, beban ini bisa memicu kerusakan.
Senada, nefrolog Regu Pflederer, MD, menjelaskan protein hewani dapat lebih berisiko Untuk pengidap CKD. Tetapi, ia menekankan protein tidak boleh dihilangkan sama sekali. Sebagai gantinya, Pflederer merekomendasikan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, kedelai, serta biji-bijian seperti quinoa dan lentil.
Secara Keseluruhan, Shusterman menyarankan konsumsi 0,8-1 gram protein per kilogram berat badan per hari, kecuali ada Syarat khusus Didalam Ahli Kebugaran.
2. Konsumsi Pendukung Kesehatan Tertentu
Di ini Pendukung Kesehatan tersedia hampir Sebagai segala kebutuhan, dan pasarnya terus berkembang pesat. Banyak orang beranggapan, penting mengonsumsi Pendukung Kesehatan Sebagai menjaga Kesejajaran. Padahal, beberapa jenis Pendukung Kesehatan, terutama Di dosis tinggi dapat merusak ginjal.
Adapun beberapa kandungan Pendukung Kesehatan juga dapat menjadi masalah Terbaru Untuk pengidap CKD, salah satunya vitamin D.
“Vitamin D dapat berinteraksi Didalam pengikat fosfat yang mengandung aluminium Di pasien CKD Sebagai menurunkan kadar fosfat Di darah,” ujar HaVy Ngo-Hamilton, PharmD.
“Didalam sebab itu, vitamin D dapat menyebabkan kadar aluminium yang membahayakan pengidap CKD,” tambahnya.
Di Itu, Pendukung Kesehatan kalium maupun Terapi herbal yang tidak disadari mengandung kalium juga berbahaya, Sebab dapat menyebabkan penumpukan kalium Di darah. Sebelumnya mengonsumsi Pendukung Kesehatan, konsultasikan Didalam Ahli Kebugaran Sebagai memastikan Perlindungan dan menghindari efek Di Terapi.
3. Minum Teh Detoks
Kebiasaan lain yang Disorot sehat tapi bisa merusak ginjal adalah mengonsumsi teh detoks. Minum teh detoks diyakini dapat membersihkan tubuh Didalam racun dan menurunkan berat badan. Padahal, tak banyak bukti ilmiah yang mendukung hal ini.
Shusterman justru memperingatkan, bahwa teh detoks dapat membahayakan ginjal. Kandungan diuretik Di teh ini membuat produksi urine Meresahkan, Agar tubuh mudah Merasakan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, dua Kebugaran yang membebani ginjal.
Di Itu, bahan herbal seperti licorice root, St. John’s wort, dan daun senna yang sering ditemukan Di teh detoks juga Berpotensi Sebagai merusak ginjal.
Sebagai gantinya, Shusterman menyarankan Sebagai mempercayai ginjal sebagai alat detoks alami Untuk tubuh.
“Detoks terbaik adalah yang sudah dimiliki tubuh Anda, yaitu ginjal anda. Dukung ginjal anda Didalam Konsumsi utuh, serat, dan hidrasi. Lupakan Gaya detoks, percayalah Di tubuh,” saran Shusterman.
4. Minum Terlalu Banyak Air
Menjaga tubuh tetap terhidrasi memang penting Sebagai Kesejajaran. Tetapi, konsumsi air berlebihan Di waktu singkat dapat berbahaya. Ginjal hanya mampu mengolah Di 0,8-1 liter air per jam.
Jika seseorang minum lebih cepat Didalam kemampuan ginjal Sebagai menyaringnya, kadar natrium Di darah dapat menjadi terlalu rendah.
“Ini masalah Sebab natrium membantu mengatur Kesejajaran cairan Di Di dan Di luar sel anda dan jika terlalu sedikit, dapat menyebabkan pembengkakan,” jelas para ahli.
“Hal ini dapat memengaruhi berbagai Pada tubuh anda, termasuk otak, yang dapat menyebabkan beberapa Tanda-Tanda serius dan, Di Perkara Pidana Hukum yang sangat jarang, Kebugaran yang mengancam jiwa.”
Karena Itu, Shusterman menyarankan Sebagai minum sesuai rasa haus dan memastikan warna urine tetap kuning pucat sebagai tanda hidrasi yang cukup.
Pflederer menjelaskan bahwa CKD dapat terdeteksi Sebelum tahap awal Melewati pemeriksaan darah dan urine yang sederhana. Pemeriksaan darah tersebut disebut glomerular filtration rate (GFR), sedangkan pemeriksaan urine dikenal sebagai urine albumin to creatinine ratio (UACR).
“Kedua tes ini dapat mengidentifikasi kerusakan ginjal dini Agar langkah Pra-Penanganan dapat dilakukan Sebelumnya kondisinya memburuk, termasuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang Di akhirnya Mungkin Saja memerlukan transplantasi ginjal atau dialisis,” tambahnya.
Sebagai menjaga Kesejajaran ginjal, Pflederer menyarankan menghindari produk tembakau, menjaga berat badan ideal, rutin Latihan, membatasi asupan garam, serta Meninjau tekanan darah secara berkala.
Halaman 2 Didalam 3
(suc/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ahli Kebugaran Beberkan Kebiasaan yang Disorot Sehat Tapi Bisa Bikin Sakit Ginjal











