https://infocakrawala.online
Dari-Dari Bali Utara: Arak dan Gula Lontar - Hardiknas
Wisata  

Dari-Dari Bali Utara: Arak dan Gula Lontar



Jakarta

Traveler pecinta minuman beralkohol, bisa nih merasakan arak lokal Di Bali Utara, tepatnya Di Desa Les. Desa yang masuk Di Di nominasi ADWI 2024 ini punya Tempattinggal penyulingan arak yang bisa kita datangi.

Dapoer Bali Moela Di Desa Les bisa Karena Itu pilihan traveler bila berkeliling Bali Utara. Tak hanya menyajikan masakan khas Bali nan otentik, Akan Tetapi Di sini juga ada penyulingan arak Bali lho.

Beberapa waktu lalu detikcom bersama Kemenparekraf datang Di Desa Les dan melihat langsung bagaimana proses pembuatan arak Bersama buah lontar.


“Selamat datang Di Dapoer Moela. Kami adalah restoran tradisional Bali yang menyajikan masakan Bali, terutama khas Desa Les. Di sini konsepnya rumahan dan apa yang didapat nelayan, itulah yang kami masak,” Sri, salah satu staf Di Dapoer Molea, menyapa rombongan kami.

Sri pun mengajak kami Di dapur pembuatan arak Bali. Terlihat beberapa tungku menyala mendidihkan arak-arak yang berada Di Di kuali besar. Kami juga melihat Panci-Panci besar yang tertutup Pertemuan tersambung Bersama bambu.

Sri menjelaskan bahwa mereka memproduksi arak Bersama lontar.

“Pohon lontar ada dua, jantan dan betinanya. Nah keduanya sama-sama boleh diproses menjadi tuak manis maupun tuak wayah. Akan Tetapi yang membedakan adalah prosesnya. Yang lontar jantan itu sudah enak rasanya, Akan Tetapi yang lontar betina itu lebih enak lagi rasanya. Tapi kami Di sini pakai lontar jantan,” kata Sri.

Setelahnya air nira didapatkan, dilanjutkan Bersama fermentasi Bersama kayu kesambi dan cuka. Setelahnya seharian, air nira pun diangkat lalu dimasak hingga menjadi kental. Nah, ini adalah proses pembuat gula lontar.

“Bila ingin membuat arak, air niranya difermentasi Bersama sabuk kelapa, lalu diletakkan Di Di bambu. Air nira didiamkan Di 24 jam, Setelahnya itu barulah dimasak hingga mendidih,” kata Sri.

“Setelahnya buih-buihnya hilang, air niranya ditutup Pertemuan sekali. Nah, Di proses ini, uap nya inilah yang menjadi tetesan arak yang kita tampung Di Di botol,” ujar Sri Setelahnya Itu Menunjukkan botol kaca yang menampung arak Bersama bambu yang terhubung Bersama Panci.

Penyulingan arak Di Desa Les (Syanti Mustika/detikcom)

Untuk memenuhi arak sebotol, butuh waktu Di satu jam. Serta kadar alkohol Di tiap botol ternyata bisa berbeda-beda lho.

“Di 30 liter air nira yang menjadi arak hanya 4 botol saja, atau Di 3 liter. Nah, Di botol pertama (sulingan awal) kadar alkoholnya yang paling tinggi, yaitu 45%-55%. Di botol kedua kadarnya Akansegera turun 40%-45%. Hingga nanti botol keempat kadar alkoholnya Rp 20%. Nah, Setelahnya itu kita setop,” dia menambahkan.

Penyulingan arak di Desa LesPenyulingan arak Di Desa Les (Syanti Mustika/detikcom)

Sri mengatakan api Bersama tungku juga harus dijaga Untuk menjaga rasa Bersama arak. Butuh kesabaran Di membuat arak yang berkualitas.

“Untuk mengetahui kadar alkohol, kita menggunakan alkohol meter. Masih manual,” ujarnya.

Bisakah arak Bali ini dibawa pulang?

Sri memaparkan bahwa arak produksi mereka juga dijual kepada tamu-tamu yang datang. Setiap turis yang datang Akansegera diajak Di tempat penyulingan sebagai kegiatan experience.

Sebotol arak Bali ini dijual mulai Rp 150 ribu per botolnya (750 ml). Lebih tinggi kadar alkoholnya, Lebih mahal.

Sedangkan gula lontar atau juruh dijual Rp 70 ribu (600 ml).

“Untuk nikmatnya, arak Lebih lama Di simpan, Lebih enak. Simpan saja disuhu ruang. Juga bisa tambahkan es batu bila ingin minum dingin. Bila kamu tambahkan garam, rasanya nanti mirip tequila. Coba juga dicampur gula lontar, makin enak lagi,” kata Sri.

Untuk traveler yang tak minum alkohol, gula lontar bisa juga nih Karena Itu pilihan dibawa pulang. Gula lontar bisa digunakan Untuk masak dan juga pengganti gula pasir.

“Gula lontar bisa digunakan banyak hal, salah satunya bisa pengganti gula pasir. Bisa dicampur teh, Minuman Kafein dan lainnya. Juga, bisa digunakan Untuk pengganti MSG. Kami Di sini menggunakan garam dan gula lontar saja sebagai penyedap, tak pakai MSG,” ujar Sri.

“Gula lontar itu tak hanya manis saja, Akan Tetapi juga ada rasa asam dan pahitnya. Karena Itu cocok bila dijadikan penyedap masakan,” dia menegaskan.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Dari-Dari Bali Utara: Arak dan Gula Lontar