Jakarta –
Pemilik restoran mengecam influencer yang membuat konten Di bersantap Di restorannya. Ia tak suka restorannya ramai hanya Sebab orang ‘FOMO’.
Banyak influencer yang telah berjasa Sebab sudah mempromosikan sebuah restoran hingga dikenal banyak orang. Akan Tetapi, rupanya tidak semua pemilik restoran Mengharapkan hal itu.
Contohnya pemilik restoran yang lebih ingin menonjolkan Pengalaman Hidup bersantap eksklusif, seperti Di Tuna Fight Club Di Di Notting Hill London.
Tuna Fight Club merupakan restoran yang menawarkan sensasi menikmati tuna segar yang langsung dipotong Dari chef dan dijadikan sebagai sushi.
Dikutip Bersama The Tab (04/07/25), tuna yang disajikan merupakan jenis sirip biru yang dibanderol Rp 287 juta dan didatangkan langsung Bersama Heathrow.
Chris D’Sylva selaku pemilik restoran Memiliki aturan tidak tertulis, yakni melarang pelanggan Sebagai mempromosikan restorannya.
Hal tersebut Sebagai menjaga suasana bersantap agar tetap eksklusif dan menghindari segerombolan orang yang datang hanya Sebab FOMO atau ‘takut ketinggalan Gaya’.
Karenanya, belakangan ini ia mengecam influencer yang melanggar aturan tersebut. Influencer itu membuat konten Di media sosialnya dan menjadi viral.
Ogah Viral, Pemilik Resto Ngamuk Kebanjiran Pelanggan ‘FOMO’ Foto: Instagram @eatingwithtod
|
Chris menjelaskan bahwa biasanya pelanggan mendengar tentang Pengalaman Hidup bersantap ini Bersama mulut Di mulut. Akan Tetapi, Terbaru-Terbaru ini popularitasnya melonjak Sebab viral Di TikTok.
Dilansir Bersama New York Times, para influencer telah mengunggah sejumlah video yang memperlihatkan Pengalaman Hidup tersebut. Influencer Disorot tidak menghargai Makanan itu sendiri.
Chris menyebutkan bahwa Tuna Fight Club seolah lebih menjadi ‘hiburan’ daripada Pengalaman Hidup eksklusif yang ingin ditonjolkan. Kini banyak pelanggan yang datang hanya Sebagai sebuah konten.
“Kami kedatangan orang-orang yang ingin Memperoleh konten dan pamor Di media sosial. Justru mereka tidak makan ikan,” tutur Chris Membeberkan kekecewaannya.
![]() |
“Mereka bukan pelanggan kami dan bukan pelanggan yang mendukung seluruh Usaha kami. Tidak ada tempat tersisa Sebagai mereka,” lanjut Chris.
Di depannya, Chris memang punya Ide Sebagai Mengurangi kerumunan TikTok Di restorannya. Ia mengatakan ingin mengkurasi orang-orang Untuk daftar tamu.
Chris juga Berencana menambah menu dan menaikkan harga bersantap Bersama yang semula Rp 4,3 juta menjadi Rp 5,5 juta. Di Samping Itu, juga Berencana menggunakan sistem lotre Sebagai orang-orang Di luar London.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ogah Viral, Pemilik Resto Ngamuk Kebanjiran Pelanggan ‘FOMO’