CEO Sberbank – bank terbesar Rusia berdasarkan nilai aset-, Herman Gref menggambarkan, ekonomi Ke negaranya menjadi sangat panas. Foto/Ilustrasi
Gref yang berbicara Ke Legislatif, mengatakan kapasitas produksi berada Di tingkat historis tertinggi 84%. Dia menambahkan, bahwa “tidak Mungkin Saja” Untuk melewati ambang batas kapasitas produksi ini dan memproduksi lebih banyak lagi.
Di pandangan pertama, ekonomi Rusia terlihat tampak luar biasa tangguh Kendati ada Hukuman Politik besar-besaran Bersama Barat. Ekonomi Rusia membukukan Kemajuan PDB 3,6% Di tahun lalu.
Laporan Bersama Rusia Menunjukkan ekonomi Bangsa itu terutama didorong Bersama kegiatan masa Konflik Bersenjata yang menghasilkan permintaan Produk dan jasa militer, Dukungan Pemerintah yang menstabilkan ekonomi, dan pembuatan Keputusan.
“Angka PDB yang cerah saja bukanlah ukuran kinerja ekonomi yang baik Pada periode Konflik Bersenjata Sebab senjata dan amunisi tidak Memperbaiki Mutu hidup orang Rusia atau berkontribusi Di Kemajuan ekonomi Ke masa Didepan,” ucap Sergei Guriev, mantan kepala ekonom Ke Bank Eropa Untuk Rekonstruksi dan Pembangunan Di bulan Januari, lalu.
Di Di Yang Sama Gref berbicara Di konteks Keputusan ketat Lembaga Keuanganpusat Rusia. Suku bunga utamanya sebesar 16%. Dia mengatakan ,Lembaga Keuanganpusat Lagi mengejar Keputusan rasional dan ekonomi harus Berusaha Mengatasi siklus suku bunga tinggi Di ini, Kendati itu “tidak menyenangkan.”
“Tidak ada cara lain. Kami tahu kira-kira kapan suku bunga tidak dinaikkan Sebab alasan politik, dan Sesudah Itu bagaimana itu berakhir,” katanya, merujuk Turki seperti dilansir kantor berita Bangsa TASS.
Seperti diketahui Lembaga Keuanganpusat Turki telah menaikkan suku bunga hingga 50% Untuk Berusaha Mengatasi Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa yang terus-menerus tak terkendali.
Kekhawatiran Gref senada Bersama Elvira Nabiullina, bankir sentral utama Rusia, yang Mengeluarkan peringatan Di bulan Desember bahwa ekonomi Bangsa itu berisiko terlalu panas.
Krisis Tenaga Kerja Rusia
Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa Rusia sebagian disebabkan Bersama krisis tenaga kerja. Konflik Bersenjata Ke Ukraina telah menyedot tenaga kerja Bersama ekonominya.
Tingkat pengangguran Rusia mencapai Pencapaian terendah 2,6% Di bulan April, Sambil upah riil melonjak hampir 13% Di bulan Maret Bersama tahun lalu Sebab krisis tenaga kerja yang Lagi berlangsung, berdasarkan data resmi.
Di gilirannya, Kemakmuran Konflik Bersenjata bisa berkontribusi Di Fluktuasi Harga. Tingkat Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa Rusia mencapai 8,17% Bersama 28 Mei hingga 3 Juni – naik Bersama 8,07% seminggu Sebelumnya. Lembaga Keuanganpusat Rusia dijadwalkan bakal Mengeluarkan keputusan suku bunga berikutnya Di hari Jumat.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pengakuan Bos Bank Terbesar Rusia, Benarkah Hukuman Politik Barat Mulai Terasa?