loading…
ITSEC Asia, perusahaan Perlindungan siber dan kecerdasan buatan (cyber-Al) membagikan pandangan terbaru mengenai tingkat kesiapan sektor Produksi nasional Berusaha Mengatasi ancaman siber yang Lebih canggih. Foto/Dok
Dannacher menegaskan, bahwa profil risiko Untuk pelaku industri Produksi berubah sangat cepat seiring meningkatnya konektivitas cloud, adopsi IoT, serta penyatuan sistem operational technology (OT) dan information technology (IT). Serangan yang Sebelumnya Itu Memusatkan Perhatian Di jaringan perkantoran kini mulai menyasar lini produksi dan lingkungan pabrik.
Untuk konteks ini, gangguan operasional yang berlangsung hanya Di beberapa menit dapat langsung berdampak Di hilangnya output, potensi risiko keselamatan, hingga Eksekusi kontraktual. Ia menekankan bahwa transformasi digital tanpa Perlindungan yang dibangun Sebelum awal hanya Berencana memperluas permukaan serangan.
Baca Juga: Jurus Jitu Menangkal Serangan Siber Untuk Perusahaan Produksi
ITSEC Asia mencatat bahwa ransomware dan serangan supply chain kini bukan lagi sekadar Peristiwa Pidana teoretis. Hingga Indonesia dan kawasan regional, organisasi industri dan Produksi Merasakan pemantauan dan percobaan serangan setiap hari, Didalam sejumlah insiden yang telah berdampak Di sistem produksi.
Seiring meningkatnya integrasi Ditengah OT dan IT, satu Gadget laptop yang terinfeksi, akun pemasok yang dibajak, atau Hubungan jarak jauh yang tidak aman dapat langsung mengganggu jalur produksi dan menimbulkan dampak Usaha yang signifikan.
Perusahaan menilai tingkat kesiapan sektor Produksi Indonesia masih bervariasi. Beberapa perusahaan besar telah menerapkan kontrol Perlindungan yang kuat, Akan Tetapi banyak pabrik kecil hingga menengah yang masih berada Di tahap awal perjalanan Perlindungan sibernya.
Di lingkungan ini, Aturan dan tata kelola seringkali belum seragam, segmentasi jaringan Ditengah OT dan IT masih lemah belum ada, serta kapabilitas monitoring dan incident response belum disesuaikan Didalam lanskap ancaman Pada ini. Situasi ini Menunjukkan bahwa risiko siber cenderung muncul Di titik terlemah Untuk ekosistem produksi, bukan Dibagian yang paling kuat.
Sumber kerentanan lain muncul Didalam integrasi peralatan lama Didalam sistem digital modern. Banyak pabrik masih mengoperasikan mesin OT berusia puluhan tahun yang tidak dirancang Sebagai konektivitas always-on.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Menyoroti Risiko Siber OT dan Dorong Penerapan Security by Design Untuk Industri 4.0











