Jakarta, CNN Indonesia —
Industri rantai pasok komponen Kendaraan Pribadi nasional dilanda Pemutusan Hubungan Kerja (Pemecatan Karyawan) ketika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Agen Pemegang Merek (APM) Toyota, Suzuki dan Daihatsu Ke Di negeri tidak merumahkan pekerja Pada masa sulit sekarang ini.
Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Kendaraan Pribadi dan Kendaraan Bermotor Roda Dua (GIAMM), memaparkan Pemecatan Karyawan Ke industri komponen telah berjalan Sebelum pertengahan 2024.
Ia tak menyebut berapa jumlah pekerja terdampak, Tetapi Di laporan perusahaan anggota GIAMM, jumlah karyawan kena Pemecatan Karyawan bervariasi mulai Di 3 persen sampai 23 persen Di total pekerja perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada ini GIIAM beranggotakan 250 perusahaan komponen berskala kecil hingga berstatus industri semi padat karya.
“Berdasarkan informasi anggota, pengurangan karyawan sebenarnya mulai terjadi Ke pertengahan 2024. Berdasarkan info per Juli kemarin pengurangan karyawan bervariasi 3-23 persen tergantung Di jenis perusahaan masing-masing,” kata Rachmat Lewat pesan singkat, Rabu (27/8).
Rachmat menambahkan Pemecatan Karyawan yang terjadi merupakan akumulasi atas situasi pasar Kendaraan Pribadi tak menentu Sebelum 2023. Ia mengurai Kepuasan amburadul membuat pasokan komponen Di produsen turun Disekitar 28 persen per 22 Juli 2025.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Ritel kendaraan roda empat dan lebih Ke Januari-Juli 2025 Menyaksikan penurunan 10,8 persen, Di 508.041 unit Ke periode sama tahun lalu menjadi 453.278 unit.
Penurunan juga terjadi Sebagai wholesales Januari-Juli 2025 sebesar 10,1 persen, Ke mana Ke tujuh bulan pertama 2024 distribusi mencapai 484.250 unit, sedangkan kini 435.390 unit.
Tak hanya Kendaraan Pribadi, penjualan roda dua juga surut Ke Januari-Juli 2025, menjadi 3.691.677 unit Di periode serupa tahun kemarin 3.769.895 unit.
Masalah lain yang disorot adalah meningkatnya Produk Impor truk CBU Sebagai kebutuhan pertambangan turut menekan pasar. Ke Pada Yang Sama pasar Kendaraan Pribadi Elektrik Ke Tanah Air memang Menyaksikan Kemajuan, tetapi kendaraan jenis ini tak membutuhkan komponen sebanyak Kendaraan Pribadi konvensional.
“Itu membuat total pasar tergerus lebih Di 38 persen. Dan Bersama sangat terpaksa beberapa industri komponen atau part yang tidak bisa expor Mengurangi karyawannya,” ucap dia.
Minta Pemberian pemerintah
Bagi Rachmat para APM kemungkinan memang bisa menahan diri Sebagai tak Pemecatan Karyawan karyawan atas situasi sekarang, tapi berbeda Bersama perusahaan komponen Bersama skala industri dan modal yang lebih minim.
“Kalau APM perusahaan kaya kebanyakan multinasional company, kalau supplier-nya terutama yang PMDN (penanaman modal Di negeri) kan kecil-kecil,” kata dia
Rachmat melanjutkan pihaknya membutuhkan uluran tangan pemerintah Sebagai meredam gejolak Pemecatan Karyawan massal Ke industri komponen Kendaraan Pribadi nasional.
Menurutnya jika pemerintah terlambat membuat Protes, bukan tidak Bisa Jadi Berencana lebih banyak pekerja Ke industri komponen yang menjadi korban.
“Sepertinya gerakannya (pemerintah) kurang cepat, khawatirnya kami kalau Kepuasan pasar terus turun yang pasti pengurangan karyawan gak bisa Ke hindari,” kata Rachmat.
Sebagai asosiasi, kata dia, GIAMM telah memberi usul kepada pemerintah agar mereka mau Memberi insentif kepada produk Kendaraan Pribadi yang menggunakan banyak komponen lokal.
“GIAMM usul Di Pemerintah kalau bisa ada PPnBM-DTP Sebagai produk-produk yang punya lokal content >60 persen seperti waktu Covid-19 Berencana menaikan pasar domestik dan menaikan supply komponen Di pabrik mobilnya,” katanya.
“Ya logikanya seperti itu, kalau ordernya berkurang terus, yang bekerja harus dikurangi Sebagai perusahaan bisa bertahan,” kata dia menambahkan.
APM diminta tak Pemecatan Karyawan
Pembantu Presiden Tim Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita Sebelumnya meminta komitmen kepada tiga pabrikan Kendaraan Pribadi besar asal Jepang, Toyota, Suzuki, dan Daihatsu agar dapat mempertahankan harga jual Kendaraan Pribadi dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (Pemecatan Karyawan) Pada pekerja mereka Ke Indonesia.
Hal tersebut ditekankan Agus Ke Di situasi ekonomi Dunia yang tidak menentu. Agus menyampaikan keprihatinan dan potensi gejolak Ke sektor Kendaraan Pribadi nasional jika hal tersebut sampai terjadi.
“Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada Fluktuasi Harga Kendaraan Pribadi dan tidak ada Pemecatan Karyawan Ke Indonesia. Ini penting Bagi menjaga daya beli Kelompok dan menjaga lapangan kerja Ke sektor Kendaraan Pribadi, yang merupakan salah satu penopang industri nasional, ujar Agus Gumiwang usai pertemuan Bersama Toyota, Suzuki, dan Daihatsu, mengutip keterangan tertulis, Sabtu (12/7).
(ryh/fea)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Pemecatan Karyawan Terjadi Ke Industri Komponen Pada APM Diminta Tak Rumahkan Pekerja











