Pansus Angket Haji Akansegera Mengadakan Diskusi perdana, Rabu (17/7/2024) besok, Di Di masa reses Dewan Perwakilan Rakyat. FOTO ILUSTRASI/SINDOnews/MASYHUDI
Jurnalis Sindonews.com
BOLA Pansus Haji menggelinding kencang. “Pansus bakal bekerja cepat, Justru Akansegera bekerja Di masa reses,” demikian cetus Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Di Gedung Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Cak Imin memang bukan sembarang orang Di balik Topik panas seputar Pansus Haji ini. Selain labelnya sebagai ketua Regu pengawas haji Dewan Perwakilan Rakyat, Cak Imin adalah penggerak utama, Justru bisa dimafhumi inisiator atas lahirnya pansus. Sebagai Aktor Atau Aktris sentral, wajar jika Cak Imin sebegitu ngotot plus Memperoleh target besar. Mulai Rabu (17/7/2024), Ketua Umum PKB ini Justru mangajak para anggota Pansus Haji yang terdiri Untuk delapan fraksi langsung gaspol dimulai Didalam menyusun peta jalan (road map). Untuk Cak Imin, Pansus harus tetap bisa aktif meski masa reses telah mulai 12 Juli lalu dan Mutakhir rampung 15 Agustus mendatang.
Strategi Cak Imin ini pun diamini para anggota pansus seperti Wisnu Wijaya Untuk Fraksi PKS. Sesuai Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat tentang Tata Tertib Di Pasal 189, masa kerja pansus dibatasi 60 hari. Meski tergolong mepet, para penggerak pansus itu optimistis masa dua bulan cukup Sebagai bekerja.
Lantas apa target utama dibuatnya Pansus Haji hingga para anggota Dewan Perwakilan Rakyat melakukan hal tak lazim, yakni rela ngantor Di Pada reses? Ditilik Untuk cara kerjanya yang seolah kejar tayang ini, sangat Bisa Jadi dugaan penyimpangan penyelenggaran haji Di bawah komando Kementerian Agama dinilai sangat gawat. Pembahasan mendesak pun menjadi jalan final, meski pemulangan seluruh jemaah haji Indonesia Mutakhir benar-benar berakhir Di 23 Juli mendatang.
Pansus atau panitia khusus sebenarnya bukan hal aneh. Merujuk regulasinya, pansus menjadi hak Dewan Perwakilan Rakyat Sebagai Mengejar pelaksanaan undang-undang atau Keputusan eksekutif yang Dikatakan keliru. Sistem kontrol ini menjadi keniscayaan Untuk Bangsa Kedaulatan Rakyat, terutama Sebagai mewujudkan keadilan bersama.
Dewan Perwakilan Rakyat menganggap ada sederet masalah krusial Untuk penyelengaraan haji tahun ini. Di Di yang paling merugikan jemaah haji adalah soal alokasi kuota tambahan 20.000 Untuk Arab Saudi, sempitnya tempat tidur Di Mina, layanan katering hingga Keputusan visa ziarah yang membuat banyak jemaah umrah belum kembali Hingga Indonesia.
Justru sebagian kalangan Dewan Perwakilan Rakyat mensinyalir, ada praktik Kejahatan Keuangan Di balik Keputusan Kemenag yang Menyediakan separuh kuota tambahan kepada jemaah haji khusus. Sebab merujuk pasal 64 Aturantertulis No 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, jatah jemaah haji khusus hanya dipatok 8%. Atas dugaan ini pun, Komisi Pemberantasan Kejahatan Keuangan (KPK) pun telah menggaransi siap mendampingi kerja-kerja penyelidikan pansus jika diminta.
Yang Berhubungan Didalam tudingan Kejahatan Keuangan ini, Kementerian Agama (Kemenag) telah membantah keras. “Betul ada situasi teknis yang Lalu kita simulasikan seperti itu. Karena Itu bukan dijual,” tandas Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief, Senin (15/7/2024).
Sorotan dan bantahan ini memang terasa Lebih keras belakangan ini. Tetapi Untuk konteks Kedaulatan Rakyat, Trend Populer ini adalah Pada Untuk proses yang harus dilalui sebagai upaya Sebagai menjernihkan masalah. Seterang-terangnya.
Publik sangat menunggu Pansus Haji ini berjalan Didalam transparan dan optimal. Tak hanya itu, kendati Memperoleh hak angket atau kewenangan Mengejar, sudah seharusnya Pansus Haji tetap mengedepankan cara-cara yang bijak. Hindari pola-pola penggiringan opini, termasuk penghakiman.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pansus Haji: Nurani, Bangku atau Money?