Negeri-Negeri berkembang terancam tidak bisa membayar utang jatuh tempo. FOTO/Reuters
Akan Tetapi, pesan yang disampaikan Didalam Paus Fransiskus Di hadapan para bankir dan ekonom kali ini adalah sama, yaitu Negeri-Negeri termiskin Di dunia dihimpit Didalam utang yang tidak terkendali dan Negeri-Negeri kaya perlu berbuat lebih banyak Untuk Menyediakan pertolongan.
Negeri-Negeri berkembang Lagi berjuang Didalam utang publik yang mencapai USD29 triliun. Sebanyak 15 Negeri membelanjakan lebih banyak Untuk pembayaran bunga jatuh tempo daripada Untuk Biaya Pembelajaran, menurut sebuah laporan Mutakhir Didalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan. Berdasarkan laporan itu, 46 Negeri membelanjakan lebih banyak Untuk pembayaran utang daripada Untuk Perawatan Medis Kesejaganan.
Utang yang tidak terkendali telah menjadi ciri khas ekonomi Internasional modern yang berulang, tetapi gelombang Di ini Mungkin Saja yang terburuk Di sejarah. Secara keseluruhan, utang pemerintah Di seluruh dunia empat kali lebih tinggi daripada tahun 2.000.
Pengeluaran pemerintah yang berlebihan atau salah urus adalah salah satu penyebabnya, tetapi peristiwa Internasional Di luar kendali sebagian besar Negeri telah Merangsang masalah utang mereka menjadi Lebih parah. Penyebara Nmassal Covid-19 memangkas keuntungan Usaha dan pendapatan pekerja Di Di yang sama ketika biaya Perawatan Medis Kesejaganan dan Pemberian Menimbulkan Kekhawatiran.
Pertempuran juga berkontribusi Di Fluktuasi Harga energi dan Hidangan. Bank-Pengatur Moneter menaikkan suku bunga Untuk memerangi Fluktuasi Harga yang melonjak mengakibatkan ertumbuhan Internasional melambat.
Paus juga mengaitkan seruan mereka Didalam apa yang mereka namakan Yubileum atau tahun suci sebuah perayaan yang berakar Di Alkitab dan Yang Berhubungan Didalam Didalam periode ketika para budak dibebaskan dan utang diampuni.
Pencalonan Politik Jubileum tahun 2000 diikuti Didalam Aliansi Politik yang tidak biasa yang terdiri Didalam para pemimpin agama, Tokoh Musik, akademisi, konservatif evangelis, aktivis liberal, dan politisi. Lebih Didalam 21 juta orang menandatangani petisi yang mendukung pengampunan utang. Pencalonan Politik ini akhirnya menghasilkan upaya Internasional yang luar biasa yang menghapuskan lebih Didalam USD100 miliar Didalam 35 Negeri miskin.
Paus Fransiskus menghidupkan kembali gagasan Untuk Yubileum 2025. Diangkat sebagai kardinal Di Argentina Di tahun 2001 Di puncak keruntuhan keuangan Negeri tersebut, Fransiskus melihat secara langsung kesengsaraan dan kerusuhan Tindak Kekerasan yang dapat ditimbulkan Didalam krisis utang.
Ia menyerukan transformasi sistem keuangan Internasional selain pengampunan utang. “Mari kita pikirkan sebuah arsitektur keuangan internasional Mutakhir yang berani dan kreatif,” katanya minggu lalu dilansir Didalam New York Times, Minggu (16/6/2024).
Pidatonya adalah sebuah pengakuan bahwa masalah utang abad ini jauh lebih rumit daripada masalah utang Sebelumnya Itu. Di ini, utang publik dunia tidak hanya lebih besar, Akan Tetapi juga berbeda. Di itu, sebagian besar utang dipegang Didalam segelintir bank-bank besar Didalam Negeri-Negeri Barat dan organisasi-organisasi pembangunan internasional yang sudah berusia puluhan tahun. Di ini, selain para Manajer yang sudah mapan tersebut, Negeri-Negeri harus bersaing Didalam ribuan pemberi pinjaman swasta dan kreditor resmi tambahan seperti Cina, serta berbagai perjanjian pinjaman yang terkadang bersifat rahasia yang diatur Didalam peraturan nasional yang berbeda.
Banyak ekonom dan pembuat Aturan mulai berpandangan bahwa mekanisme dan institusi, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), yang dibentuk 80 tahun yang lalu Untuk menangani Negeri-Negeri yang Merasakan kesulitan keuangan sudah tidak sesuai lagi.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Negeri Berkembang Dicekik Utang, Terancam Gagal Bayar Bunga Jatuh Tempo