Pemerintah Melakukanupaya Membuat industri baterai dan Sepeda Listrik, yang diharapkan menciptakan lapangan kerja Mutakhir dan Memperbaiki pendapatan Daerah. Foto/Dok
Pemerintah merumuskan peta jalan Untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang mencakup berbagai insentif, seperti pengurangan Retribusi Negara dan Bantuan Fluktuasi Harga Untuk infrastruktur pengisian baterai, guna mempercepat adopsi Sepeda Listrik. Tujuannya jelas: Mengurangi ketergantungan Di energi fosil dan mencapai net zero emissions (NZE) Di tahun 2060.
Tetapi, apakah langkah ini efektif Di mencapai NZE, dan bagaimana dampaknya Di Kemajuan ekonomi Indonesia?
Sebagai Negeri yang kaya Akansegera sumber daya mineral, terutama nikel, Indonesia Memiliki Potensi besar Untuk mendukung Pembuatan industri EV. Cadangan nikel yang diperkirakan lebih Didalam 21 juta ton menempatkan Indonesia sebagai salah satu penghasil utama nikel Di dunia.
Selain nikel, Indonesia Memiliki cadangan mineral penting lain seperti kobalt dan tembaga, dua mineral lain yang juga diperlukan Di produksi baterai. Didalam sumber daya ini, pemerintah Melakukanupaya Membuat industri baterai dan Sepeda Listrik, yang diharapkan menciptakan lapangan kerja Mutakhir dan Memperbaiki pendapatan Daerah.
“Ketersediaan mineral kritis Di Indonesia Menyediakan keuntungan strategis Untuk Pembuatan industri EV lokal,” kata Ketua Dewan Pembina Organisasi Diaspora Anak Muda Amankan Nusantara (AMAN), Feiral Rizky Batubara.
Tetapi, ada ironi Di balik transisi ini. Walaupun Sepeda Listrik digadang-gadang sebagai solusi ramah lingkungan, sumber energi Untuk pengisian baterai Di Indonesia sebagian besar masih berasal Didalam pembangkit listrik berbasis batu bara. Indonesia, sebagai salah satu produsen batu bara terbesar Di dunia, masih mengandalkan batu bara Untuk mendukung kebutuhan energi domestik.
“Pembuatan EV Di Indonesia masih bergantung Di batu bara, Tetapi kita perlu melihat Situasi ini sebagai jembatan Di kemandirian energi Sebelumnya Energi Ramah Lingkungan dapat Memiliki peran yang lebih dominan Di komposisi bauran energi Indonesia,” ujar Feiral.
Pemerintah juga tidak mengabaikan potensi Energi Ramah Lingkungan, seperti matahari, angin, dan biomassa, yang berlimpah Di Indonesia. Pembuatan infrastruktur pengisian baterai berbasis Energi Ramah Lingkungan menjadi salah satu fokus utama Di Merangsang ekosistem EV yang lebih berkelanjutan.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Menakar Efek Tren Sepeda Listrik Di Kemajuan Ekonomi dan Pemanfaatan Mineral