Jakarta –
Gunung bertopi awan memang sedap dipandang Di kejauhan. Mari mengenal Kejadian Luar Biasa unik yang punya fakta mencengangkan itu.
Di Umumnya, gunung bertopi merupakan istilah Sebagai menggambarkan sebuah Kejadian Luar Biasa alam yang Menunjukkan adanya gumpalan awan yang menyelimuti Dibagian atas suatu gunung. Awan tersebut membentuk pola yang cenderung pipih dan melebar, Agar terlihat seperti layaknya Tutup yang dipakai Hingga atas gunung.
Merujuk Di laman Cloud Appreciation Society, awan bertopi merupakan istilah yang menggambarkan Kejadian Luar Biasa langit Di awan menggumpal dan terlihat seperti Tutup besar. Keberadaan awan ini bertengger Hingga atas kepala suatu gunung tertentu.
Apa itu gunung bertopi?
Di Di Yang Sama, terdapat istilah ilmiah Sebagai menggambarkan Kejadian Luar Biasa gunung bertopi atau awan Tutup tersebut. Menurut Literatur ‘Pemanasan Dunia dan Krisis Lingkungan’ Dari Bayu Sapta Hari, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Memberi penjelasan mengenai terbentuknya Tutup awan yang biasanya melingkari sejumlah puncak gunung.
Disampaikan bahwa Tutup awan tersebut Memperoleh julukan secara ilmiah yang disebut sebagai awan lenticular atau lentikular. Lalu awan lentikular Memperoleh karakteristik tersendiri yang mampu membedakannya Didalam jenis awan yang lain
Adapun karakteristik awan lentikular adalah posisinya yang cenderung tidak bergerak seperti awan lainnya. Lalu awan lentikular juga dikenal Memperoleh bentuk yang padat.
Meski kerap disebut sebagai awan Tutup, awan lentikular juga Merasakan julukan sebagai awan Piring terbang. Hal ini senada Didalam apa yang disampaikan Di Cambridge Dictionary bahwa awan lentikular Memperoleh penampilan yang tergolong aneh dibandingkan Didalam awan Di umumnya.
Justru awan lentikular kerap disalahartikan sebagai Piring terbang Sebab bentuknya yang pipih dan sedikit melengkung Di kedua sisinya.
Gunung Lawu bertopi susun (Foto: Istimewa)
|
Proses terjadinya gunung bertopi
Lantas bagaimana proses terjadinya Kejadian Luar Biasa gunung bertopi yang telah diketahui merupakan awan lentikural? Masih dikutip Di Literatur yang sama, awan lentikular dapat terbentuk akibat udara bergerak Di Hingga atas melewati gunung.
Lalu udara tersebut Berencana Merasakan pendinginan Di jumlah yang cukup, Agar dapat terjadi proses kondensasi. Hal inilah yang memicu terjadinya awan lentikural yang biasanya muncul Hingga sejumlah puncak gunung.
Lebih Jelas disampaikan Di Literatur ‘Belajar Sains: Cuaca’ karya Wu Meizhen, awan lentikular dikenal sebagai salah satu jenis awan yang cenderung sangat jarang terlihat. Wujudnya yang pipih dan melengkung terkadang membuat tidak sedikit orang menjulukinya sebagai awan Piring terbang.
Proses terjadinya awan lentikular dimulai Di uap air yang ada Hingga Di gunung Merasakan suhu yang bertambah panas Di waktu Hingga waktu. Lalu uap air tersebut Berencana naik Hingga atas Di puncak gunung. Di sudah sampai Hingga puncak, uap air Berencana berubah menjadi butiran-butiran air yang kecil dan menyatu Didalam hawa dingin yang dihasilkan Dari puncak gunung.
Berikutnya, apabila terbentuk angin yang bertiup secara mendatar, maka gaya yang dihasilkan berupa butiran air kecil Berencana membentuk awan lentikular yang mengelilingi puncak gunung. Kebugaran inilah yang membuat awan lentikural cenderung berwujud mendatar dan melebar Hingga Di puncak gunung.
Penampakan awan bertopi Hingga Gunung Sumbing, Temanggung, Kamis (5/11/2020) (Foto: dok. Dara Adinda)
|
Bahaya gunung bertopi awan
Walaupun Disorot sebagai pemandangan yang indah, ternyata Kejadian Luar Biasa gunung bertopi yang disebabkan Dari awan lentikular cukup Memberi bahaya Untuk bidang tertentu. Salah satunya Di penerbangan pesawat.
Merujuk Di laman Mount Washington Observatory, disampaikan bahwa awan lentikular terbentuk Di udara bergejolak. Lalu pola yang dibentuk Dari awan lentikular Hingga sekeliling puncak gunung adalah berupa pusaran aliran udara.
Inilah yang menyebabkan awan lentikular dapat menjadi sumber turbulensi dan Kelajuan angin. Alasannya Sebab udara Di awan lentikular cenderung didorong Di Hingga atas melewati gunung.
Di Di Yang Sama, awan lentikular Disorot berbahaya terutama Untuk penerbangan. Awan tersebut menjadi salah satu indikasi turbulensi udara yang bisa memicu penerbangan menjadi bergelombang.
Hal tersebut senada Didalam apa yang disampaikan Didalam laman Bold Method, bahwa awan lentikular terbentuk secara memanjang dan melawan arah angin. Hal inilah yang memicu gelombang terperangkap. Justru kemunculan awal lentikular ini mampu Menunjukkan indikasi adanya gelombang.
Lalu angin yang naik dan turun membuat Penampilan penerbangan pesawat kemungkinan dapat terpengaruh. Situasi ini membuat terdapat anjuran Sebagai menjauh Di pegunungan yang Menunjukkan Kejadian Luar Biasa awan lentikular.
Baca artikel selengkapnya Hingga detikJateng
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Mengenal Kejadian Luar Biasa Gunung Bertopi