Jakarta –
Peningkatan hasrat seksual adalah hal umum yang dapat terjadi Di semua orang, termasuk wanita. Berbagai faktor termasuk perubahan hormonal dan lingkungan ternyata dapat mempengaruhi tingginya libido Di wanita.
Dikutip Di Medical News Today, wanita Memperoleh waktu-waktu tertentu Ke mana hasrat seksual mereka cenderung Meresahkan. Berikut beberapa waktu Ke mana hasrat seksual wanita bisa Meresahkan.
1. Fase Ovulasi
Menurut sebuah tinjauan Di tahun 2015, wanita cenderung lebih sering memulai Karya seksual dan Menunjukkan minat yang lebih besar Pada seks tepat Sebelumnya ovulasi. Diperkirakan bahwa puncak kadar estrogen Ke pertengahan siklus terjadi Di 24 jam Setelahnya ovulasi, dan dapat Meningkatkan gairah seksual.
Estradiol, salah satu Di tiga jenis hormon estrogen, Dikatakan sebagai pemicu utama yang dapat Meningkatkan hasrat seksual Di wanita. Hal tersebut didukung Didalam laporan Di beberapa wanita pascamenopause yang melaporkan adanya penurunan hasrat seksual mereka dan terbukti Memperoleh kadar estradiol yang lebih rendah.
2. Trimester Kedua Kehamilan
Pada kehamilan, perubahan hormon yang drastis dapat menyebabkan variasi Di tingkat hasrat seksual. Menurut sebuah studi Di tahun 2020, perubahan hormonal Ke awal kehamilan dapat membuat wanita Mengharapkan lebih banyak perhatian dan kasih sayang Di pasangan mereka. Akan Tetapi, ini tidak selalu berarti peningkatan hasrat seksual, Lantaran mereka Bisa Jadi Merasakan mual dan ketidaknyamanan lainnya.
Di trimester kedua, hasrat seksual sering Meresahkan seiring wanita Lebih terbiasa Didalam kehamilannya dan merasa lebih nyaman. Akan Tetapi, Di trimester ketiga, hasrat seksual biasanya menurun kembali seiring Didalam perkembangan kehamilan yang membuat Karya seksual menjadi kurang nyaman.
3. Akhir Pekan
Studi Menunjukkan bahwa waktu Di seminggu dapat mempengaruhi hasrat seksual. Di akhir pekan, kemungkinan wanita muda Sebagai terlibat Di kontak seksual Meresahkan dua hingga tiga kali lipat dibandingkan hari kerja.
Rata-rata, probabilitas wanita Sebagai berhubungan seks adalah 22 persen Di hari-hari akhir pekan dibandingkan Didalam 9 persen Ke hari kerja. Jadwal kegiatan yang lebih fleksibel dan waktu luang yang lebih banyak Bisa Jadi juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan ini.
4. Pengaruh Testosteron
Studi Menunjukkan bahwa baik testosteron maupun estradiol dapat mempengaruhi tingkat gairah seksual. Akan Tetapi, lebih banyak Studi diperlukan Sebagai memahami sepenuhnya efek testosteron Pada hasrat seksual Di wanita.
Sebuah studi Di tahun 2013 menemukan bahwa kadar progesteron yang tinggi dapat menurunkan hasrat seksual, Sambil kadar estradiol yang tinggi dapat meningkatkannya. Testosteron tidak ditemukan Memperoleh pengaruh yang signifikan Pada perilaku seksual.
Hasrat seksual wanita dapat bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Sebuah studi Di tahun 2019 yang Meneliti lebih Di 600.000 siklus menstruasi menemukan bahwa mayoritas wanita tidak ovulasi Di hari Ke-14. Durasi fase luteal juga bervariasi, Didalam rata-rata 12,4 hari, bukan 14 hari.
Hasrat seksual yang tinggi terus-menerus Bisa Jadi dapat membawa risiko, seperti meningkatnya kemungkinan Gangguan Menyebar menular seksual (IMS), Agar ada manfaat Di penurunan libido Pada fase kurang subur Di siklus menstruasi.
Tidak ada yang salah Didalam Memperoleh hasrat seksual yang tinggi atau rendah, kecuali jika hal tersebut menjadi masalah atau mengganggu. Setiap orang Memperoleh tingkat libido yang berbeda dan tidak ada yang Dikatakan “normal” atau “tidak normal”.
Jika seseorang merasa khawatir atau terganggu Didalam tingkat libidonya, disarankan Sebagai berbicara Didalam Ahli Kemakmuran atau menghubungi layanan Kesejajaran dan berkonsultasi.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Waktu-waktu Gairah Seks Wanita Melonjak, Lebih ‘Horny’ dan Menggoda