Jakarta –
Layanan Kendaraan Angkutan Umum Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi. Niluh Djelantik hingga Robi Navicula pun kecewa Didalam moda transportasi umum Ke Bali itu.
Per 1 Januari 2025, Kendaraan Angkutan Umum Trans Metro Dewata (TMD) berhenti beroperasi. Pamitmnya Kendaraan Angkutan Umum TMD disampaikan Lewat unggahan pernyataan Ke Instagram @transmetrodewata Ke Rabu (1/1/2024).
“Mulai 1 Januari 2025, layanan Trans Metro Dewata secara resmi Berencana berhenti beroperasi,” demikian bunyi unggahan @transmetrodewata Ke Instagram.
Berhentinya layanan Kendaraan Angkutan Umum TMD itu lantaran Dari 1 Januari Lantaran tidak lagi disubsidi Dari APBN 2025. Kendaraan Angkutan Umum TMD disubsidi APBN Dari beroperasi Ke 2020.
Pemprov Bali memastikan Biaya operasional dimasukkan Hingga Untuk APBD 2025, Tetapi hanya Sebagai satu koridor. Di ini Kendaraan Angkutan Umum TMD melayani enam koridor, yakni Ke Daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
Warga Bali Kecewa
Vokalis Grup Musik Navicula, Gede Robi pun merasa kecewa Didalam berhentinya operasional Kendaraan Angkutan Umum TMD. Robi Malahan Menyediakan komentar pedas. Robi menyebut ‘stupid city’ sebagai kebalikan Untuk ‘smart city’ Lantaran Kendaraan Angkutan Umum TMD berhenti beroperasi.
“Salah satu indikator Smart City adalah tersedianya fasilitas transportasi publik dan Dukungan pemerintah Sebagai menyediakan hal ini. Kalo nggak ada… yaa, kebalikannya: Stupid City!” cecar vokalis dan gitaris Grup Musik Navicula itu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Untuk Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik atau Niluh Djelantik juga meluapkan kegusarannya Ke Instagram @niluhdjelantik. Dia menyentil para pejabat berwenang yang punya andil atas setopnya Kendaraan Angkutan Umum TMD.
“SUARA RAKYAT SUARA TUHAN JANGAN PERNAH DIABAIKAN. Bersyukurlah wahai pejabat, walau lelah bekerja rakyat tetap kasi kalian masukan. Menghentikan operasional Trans Metro Dewata adalah sama artinya kalian membun*h mata pencaharian rakyat yang memberi kalian makan dan fasilitas penuh kecukupan,” tulis Niluh Untuk unggahannya.
Warga asal Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Surya juga turut mengungkapkan kekecewaannya Yang Berhubungan Didalam penghentian operasional Kendaraan Angkutan Umum TMD per 1 Januari 2025.
Pria berusia 54 tahun itu kecewa Didalam penghentian operasional TMD lantaran selalu menumpangi Kendaraan Angkutan Umum itu Sebagai berangkat bekerja. Terlebih, ongkos naik Kendaraan Angkutan Umum TMD murah.
“Kalau sekarang ya Kelompok tambah susah Lantaran kendaraan lain kan mahal, Dari Sebab Itu kami kerja Hingga mana ya susah,” kata Surya Di ditemui Ke Terminal Ubung, Denpasar, Rabu (1/1/2025).
Surya merasa dimudahkan mobilitasnya Di bekerja jika menggunakan Kendaraan Angkutan Umum TMD. Ke Di Itu, Kendaraan Angkutan Umum TMD juga meminimalisasi pengeluaran hariannya.
“Saya kan orang bangunan. Kalau Untuk sini (Terminal Ubung) kadang Hingga Renon, Kuta, itu kan ongkos murah sekali pulang pergi. Kalau sekarang pakai online bisa Rp 100 ribu,” keluh Surya.
Surya berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali secepatnya mencari pengganti Kendaraan Angkutan Umum TMD atau dioperasikan kembali. Sebab, Surya terpaksa menggunakan taksi online jika tak ada Kendaraan Angkutan Umum TMD.
“(Sekarang) alternatifnya Gojek mau nggak mau. Kalau nggak (mau pakai transportasi online), ya nggak kerja,” ungkap Surya.
Sejumlah Kandidat penumpang tidak mengetahui operasional Kendaraan Angkutan Umum TMD berhenti Dari hari pertama Ke 2025. Beberapa warga sudah telanjur menunggu kedatangan Kendaraan Angkutan Umum itu Ke Terminal Ubung.
Pantauan Regu detikBali Ke Terminal Ubung, puluhan Kendaraan Angkutan Umum TMD berjajar rapi. Beberapa kali petugas Perlindungan Menyediakan informasi ketika ada Kelompok yang hendak menaiki Kendaraan Angkutan Umum itu.
Adi Santika Jaya (30) adalah salah satu penumpang yang menunggu kedatangan TMD Ke Terminal Ubung. Adi berencana mengajak istri dan anaknya Berpergian Hingga Monkey Forest menggunakan Kendaraan Angkutan Umum TMD.
“Kami sudah set waktu jauh-jauh hari, kami nggak tahu informasi ini sih, Dari Sebab Itu kami harus mengubah jadwal,” ucap Adi.
Adi dan keluarganya memilih menumpangi TMD Lantaran dinilai praktis, murah, nyaman, dan ramah anak-anak. “Sudah lumayan sering (naik), sebulan ada empat kali,” tuturnya.
Adi lantas kebingungan Sesudah Kendaraan Angkutan Umum TMD tak lagi beroperasi. Pasalnya, tidak ada alternatif transportasi publik yang sama Didalam TMD, apalagi Untuk segi harga.
“Secepatnya saya harap bisa lebih cepat beroperasi agar mempermudah Kelompok terutama kami yang keluarga-keluarga, Tempattinggal tangga, kan lumayan tuh,” harap Adi.
——
Artikel ini telah naik Ke detikBali.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Trans Metro Dewata Setop Beroperasi, Niluh Djelantik-Robi Navicula Kecewa