Jakarta –
India dilanda kabut polusi udara yang parah Untuk beberapa waktu terakhir. Hal ini memicu Situasi Keadaan Komunitas yang buruk.
Ibu kota India, New Delhi, Memberi pemberitahuan Bersama Detail Yang Berhubungan Bersama Situasi kabut asap beracun. Situasi Di sana Lebihterus memburuk 60 kali lipat Bersama batas harian maksimum yang ditetapkan Organisasi Keadaan dunia (WHO).
Berbagai inisiatif pemerintah yang dilakukan secara bertahap gagal Untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut pemantau polusi IQAir, tingkat polutan PM2.5 mencapai puncaknya Ke 921 mikrogram per meter kubik Ke Ditengah hari Di hari Senin (18/11/2024).
Akan Tetapi, stasiun pemantauan individu mencatat tingkat yang lebih tinggi. Pemantau yang dikelola pemerintah itu mencatat polutan PM2.5 Ke 1117 mikrogram, 74 kali lipat Bersama maksimum WHO.
Hal ini sangat mengganggu Keadaan Komunitas Di sekitarnya. Subodh Kumar (30), seorang penarik becak tetap harus bekerja meski Situasi udara sangat buruk. Dirinya menceritakan Situasi yang dialami imbas kabut asap beracun itu.
“Mata saya perih Pada beberapa hari terakhir. Polusi atau tidak, saya harus berada Di jalan, Di mana lagi saya Berencana pergi,” tutur Kumar yang dikutip Bersama Channel News Asia.
“Kami tidak punya pilihan Untuk tinggal Di Untuk Tempattinggal. Mata pencaharian, Citarasa, dan kehidupan kami semuanya terbuka,” sambungnya.
Warga New Delhi lainnya, Sanjay Goel (51), ikut mengungkapkan dampak yang muncul akibat kabut polusi udara ini. Ia merasa pemerintah harus mulai melarang pembakaran sisa tanaman yang membuat asapnya terus mengganggu.
“Semua orang sakit tenggorokan,” katanya, dikutip Bersama NYPost.
Standar udara yang memburuk ini juga memicu kemarahan warga Di media sosial. Banyak yang mengeluh sakit kepala hingga sesak napas. Banyak Bersama mereka yang menggambarkan kota itu sebagai ‘kamar gas’.
Kepala Pembantu Kepala Negara Delhi, Atishi, yang hanya menggunakan satu nama, menyalahkan Negeri Dibagian Di Sebab tidak menghentikan petani membakar tunggul.
“Komunitas Delhi benar-benar gelisah, mereka tidak bisa bernapas,” katanya kepada wartawan, Senin.
“Saya terus Merasakan panggilan telepon sepanjang malam Bersama orang-orang yang harus membawa orang tua mereka yang sudah lanjut usia Di Puskesmas Sebab masalah pernapasan, atau orang tua yang mencari inhaler steroid Untuk anak-anak mereka,” tambahnya.
Mereka juga terus mendesak pejabat pemerintahan Untuk segera menyelesaikan krisis Keadaan Komunitas ini.
Situasi ini juga sangat berdampak Ke kegiatan belajar mengajar Di sekolah. Sekolah dasar Di sana diperintahkan Untuk menghentikan kelas tatap muka Untuk melindungi anak-anak Bersama polusi.
Pemerintah mengimbau agar anak-anak, orang tua, serta mereka yang Memiliki masalah paru-paru atau jantung Untuk tetap Di Untuk Tempattinggal.
(sao/suc)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Polusi Udara Di India Lewati 60 Kali Batas Aman WHO, Warga Sampai Sesak Napas