Pembantu Presiden Pembantu Presiden LHK Tegaskan Komitmen Indonesia Cegah Pemanasan Internasional

OSLO – Pembantu Presiden Pembantu Presiden Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Melakukan pertemuan bilateral Didalam Penasihat Senior Ri Amerika Serikat (AS) Sebagai Keputusan Krisis Lingkungan Internasional (Senior Advisor to the President on International Climate Policy/SPEC) John Podesta Hingga Oslo, Norwegia, Senin (24/6/2024) malam waktu setempat.

Di pertemuan bilateral tersebut, Pembantu Presiden Pembantu Presiden Siti dan SPEC Podesta Menyoroti komitmen dan upaya kedua Negeri Sebagai menguatkan ambisi iklim. “Pertemuan ini menindaklanjuti partnership and friendship saya Didalam Excelency Mr John Kerry,” kata Pembantu Presiden Pembantu Presiden Siti.

Pembantu Presiden Pembantu Presiden Siti menyampaikan komitmen Indonesia Sebagai memperkuat target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) Di kerangka Perjanjian Paris. Sebagai bersama-sama menahan kenaikan suhu Internasional Hingga bawah 2 derajat celsius dan menekannya Didalam Detail Ke 1,5 derajat Celcius.

“Indonesia telah Meningkatkan target penurunan emisi gas Tempattinggal kaca menjadi 31,89% unconditionally, dan 43,20% conditionally. Ini merupakan transisi Ke komitmen Second NDC (SNDC) yang Akansegera diberlakukan Sebagai pencapaian target pengurangan emisi GRK Di tahun 2031 sampai 2035,” ujarnya.

Didalam Detail, Pembantu Presiden Pembantu Presiden Siti menegaskan, Indonesia telah mempelajari dan berbagi Penghayatan Didalam United States Forest Service Di penguatan kapasitas Sebagai mendukung implementasi strategi Folu Net Sink 2030. Indonesia juga bekerja sama Didalam United States Environmental Protection Agency Sebagai mengembangan Wacana Unjuk Rasa penurunan emisi gas Tempattinggal kaca, khususnya methan, Di sektor limbah.

Sambil Itu John Podesta, menyampaikan pentingnya peran dan kerja sama Didalam Pemerintah Indonesia Di penurunan emisi gas Tempattinggal kaca Hingga berbagai sector. Terutama sektor energi Melewati transisi energi termasuk biomass energy, serta sektor kehutanan dan penggunaan lahan. “Strategi Sebagai mewujudkan komitmen NDC Hingga tahun 2035 menjadi sangat penting Didalam Wacana yang terintegrasi,” katanya.

Podesta juga menyampaikan concern dan harapan Sebagai dapat segera terwujudnya Penanaman Modal Melewati skema Just Ennergy Transition Partnership (JETP) Didalam proyeksi sebesar USD20 miliar atau setara Didalam Rp300 triliun Sebagai mendukung transisi sektor energi. Pendanaan USD20 miliar berasal Di Penanaman Modal publik dan swasta Di bentuk hibah dan pinjaman bunga rendah. Hal ini diharapkan dapat mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan Didalam target karbon biru dan bidang industri Sebagai Mengurangi konsumsi HFC.

Di pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati beberapa hal yang memerlukan tindak lanjut, Hingga antaranya Wacana Unjuk Rasa penanganan emisi gas methan Hingga sektor limbah Melewati Pembuatan methan capture. Prioritas lokasi diarahkan Di 35 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (landfill) yang Merasakan kejadian kebakaran sebagai dampak musim panas yang luar biasa Hingga tahun 2023.

Hingga Di Itu, Amerika Serikat menawarkan kerja sama Di Pembuatan metode dan standar Sebagai inventarisasi padang lamun (seagrass) Melewati Pemberian National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Di kerangka Working Group 2 Task Force (Natural Capital and Ecosystem Services: FOLU, Mangroves, and Ocean) Akansegera dibahas, serta Wacana penyelenggaraan Workshop mengenai Carbon Market Di bulan Agustus 2024.

Pertemuan bilateral tersebut dilaksanakan mengawali pertemuan Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) yang dilaksanakan 25-26 Juni 2024. Di kesempatan ini, Pembantu Presiden Pembantu Presiden LHK didampingi Dubes Indonesia Sebagai Kerajaan Norwegia, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari, Dirjen Pengendalian Krisis Lingkungan, Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan dan Kehutanan, Dubes RI Sebagai Norwegia dan Staf Senior Pembantu Presiden Pembantu Presiden LHK.