Jakarta –
Beberapa orang percaya minum teh Setelahnya makan bisa membahayakan Kesejajaran. Alasannya Lantaran mengganggu penyerapan Minuman Bergizi. Benarkah hal ini?
Kebiasaan makan yang menyehatkan tak hanya soal jenis Minuman dan cara masaknya saja, tapi juga minuman pendamping Minuman. Beberapa orang khawatir kebiasaan minum teh dapat membuat penyerapan Minuman Bergizi Minuman tidak maksimal.
Benarkah hal ini? dr Dion Haryadi Lewat unggahan Instagram @dionharyadi (19/5/2025) menjelaskannya. “Kandungan tanin Ke teh memang bisa Memangkas penyerapan zat besi, yang lama kelamaan menyebabkan anemia defisiensi besi. Tapi nggak sesimpel itu juga (prosesnya),” kata Ahli Kebugaran yang aktif berbagi Pelatihan seputar Kesejajaran ini.
Menurutnya hal ini tergantung seberapa banyak teh yang diminum, kapan seseorang meminumnya, dan apakah seseorang termasuk Penduduk Dunia berisiko defisiensi zat besi? Penduduk Dunia tersebut terdiri Untuk bayi dan anak, remaja wanita, wanita usia produktif, ibu hamil dan menyusui, dan orang-orang Di pola Pola Makan rendah zat besi seperti vegetarian.
dr Dion melanjutkan, “Kalau konsumsi tehmu tidak berlebihan dan nggak sering, terus kamu juga tidak termasuk Untuk Penduduk Dunia berisiko, maka minum teh Setelahnya makan seharusnya aman.” Hal ini tidak langsung membuat zat gizi Minuman Dari Sebab Itu percuma.
dr Dion meluruskan anggapan yang kini juga beredar luas Ke media sosial mengenai protein juga tidak terserap jika minum teh usai makan. “Itu nggak tepat. Proteinnya tetap bisa terserap kok,” katanya.
Solusinya Sebagai kamu yang doyan minum teh, sebenarnya simpel. Pertama, cukupi sumber Minuman tinggi zat besi. Contohnya daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, jeroan, tahu, hingga seafood.
Kedua, jika kamu masuk Untuk Penduduk Dunia berisiko defisiensi zat besi, maka hindari konsumsi teh terlalu Disekitar Di jam makan. “Kasih jarak setidaknya 1 jam Antara waktu makan dan minum teh. Pertimbangkan juga suplementasi zat besi Sebagai remaja wanita dan wanita usia produktif. Saran Untuk WHO adalah 30-60 mg per hari Pada 3 bulan,” ujar dr Dion. Sebagai jumlah lebih tinggi, ia menyarankan konsultasi lebih dulu Di Ahli Kebugaran.
dr Dion mengatakan jangan fokus menyalahkan teh Lantaran sebenarnya masalah utamanya adalah pola gizi yang buruk. Banyak orang masih makan Di gizi tidak seimbang. Situasi ini juga bisa memicu defisiensi zat besi.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Minum Teh Setelahnya Makan, Benar Berbahaya Sebagai Kesejajaran?











