MIND ID Cetak Laba Bersih Rp27,5 Triliun Hingga 2023, Naik 22,5%

JAKARTA – Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID membukukan laba bersih atau net profit sebesar Rp 27,5 triliun Di 2023. Angka ini naik 22,3% dibandingkan 2022, yaitu Rp22,5 triliun.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, Di tiga tahun berturut-turut perusahaan bisa mencatatkan kenaikan net profit. Hingga mana, 2021 laba bersih holding Hingga angka Rp 14,3 triliun, naik menjadi Rp22,5 triliun Di 2022, Sesudah Itu terkerek Hingga posisi Rp27,5 triliun Hingga 2023.

“Net profit, yang alhamdulilah Dari 2021-2023 average growth rate-nya 39 persen, Menimbulkan Kekhawatiran Didalam Rp 14,3 triliun Hingga 2021, Menimbulkan Kekhawatiran Rp 22,5 triliun Hingga 2022, dan menjadi Rp 27,5 triliun menurut laporan audited Hingga tahun 2023,” ujar Hendi Pada Diskusi dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI Wakil Rakyat RI, Senin (3/6/2024).

Sebagai pendapatan Sebelumnya dikurangi bunga, Iuran Wajib, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga naik hingga menyentuh Rp 40,3 triliun Di tahun lalu. Adapun, Perkembangan aset perusahaan sebesar 12 persen sepanjang tiga tahun berturut-turut Didalam posisi akhir capaian menjadi Rp 259,2 triliun Di 2023.

“Sedangkan kekayaan berupa Equity yang ditanamkan juga Menimbulkan Kekhawatiran menjadi Rp 129,6 triliun, tumbuh Didalam 2021 sebesar Rp87,2 triliun Menimbulkan Kekhawatiran Didalam 22 persen,” paparnya.

Hendi mencatat, ada beberapa indikator yang Merangsang kinerja keuangan MIND ID tumbuh positif. Salah satunya produksi sejumlah Barang Dagangan, yakni batu bara, emas, bauksit, aluminum, hingga nikel.

Di 2023, produksi batu bara mencapai 41,9 juta ton, nikel sebesar 13,4 juta ton, bauksit 2 juta ton, aluminum 215.000 ton, timah ingot 15.000 ton, tembaga 761.000 ton, emas dan perak masing-masing 200.000 ton.

“Berikut adalah komposisi Barang Dagangan yang menyumbangkan kontribusi Di kinerja Grup MIND ID . Kita mulai Didalam kinerja batu bara secara volume menjadi 41,9 juta ton,” ucap dia.

“Sesudah Itu yang kedua adalah nikel sebesar 13,4 juta ton. Sesudah Itu bauksit sebesar 2 juta ton. Sesudah Itu aluminum 215.000 ton, Sesudah Itu timah ingot 15.000 ton, tembaga 761.000 ton, dan emas dan perak 200.000 ton,” lanjutnya.