Jakarta –
Seorang pria berusia 60 tahun Merasakan gangguan kejiwaan tidak bisa pasca meminta saran Pola Makan Di ChatGPT, menurut sebuah Perkara Hukum Hukum yang dipublikasikan jurnal Annals of Internal Medicine: Clinical Cases.
Pria yang identitasnya dirahasiakan Di studi Perkara Hukum Hukum tersebut mengatakan kepada Praktisi Medis bahwa ia telah berhenti mengonsumsi natrium klorida atau garam Di pola makannya Sesudah sempat membaca efek negatif Pada Kesejaganan.
Dikutip Di The Guardian, pria tersebut memutuskan Untuk menyetop mengonsumsi garam sepenuhnya Didalam konsultasi Di ChatGPT. Ia mempertahankan beberapa pantangan Konsumsi dan Justru menyuling airnya sendiri Ke Tempattinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Di 3 bulan, ia telah mengganti natrium klorida Didalam natrium bromida yang diperoleh Di Duniamaya Sesudah berkonsultasi Didalam ChatGPT, ia membaca bahwa klorida dapat ditukar Didalam bromida, Walaupun kemungkinan Untuk tujuan lain, seperti membersihkan,” demikian laporan studi Perkara Hukum Hukum tersebut.
Walaupun kelebihan natrium dapat Meningkatkan tekanan darah dan Meningkatkan risiko masalah Kesejaganan, mengonsumsi natrium Di jumlah yang sehat tetaplah penting.
Pria tersebut, yang tidak Memperoleh riwayat kejiwaan, akhirnya dirawat Ke Fasilitas Medis Didalam sempat menduga efek yang dialami tidak lain Sebab keracunan. Ia mengatakan kepada Praktisi Medis ia sangat haus, tetapi paranoid Didalam air yang ditawarkan kepadanya.
“Di 24 jam pertama Sesudah dirawat, ia Menunjukkan peningkatan paranoia dan halusinasi pendengaran serta penglihatan, yang, Sesudah mencoba melarikan diri, mengakibatkan penahanan psikiatrik yang tidak disengaja hingga menyebabkan Penyandang Disabilitas berat,” demikian menurut Studi tersebut.
Para Praktisi Medis menyimpulkan pria tersebut mengidap bromisme, atau keracunan bromida, suatu Situasi yang jarang terjadi Pada ini tetapi lebih umum terjadi Ke awal abad Ke-20. Studi tersebut mencatat bahwa bromida ditemukan Di beberapa Terapi bebas Ke Pada itu dan berkontribusi hingga 8 persen Di rawat inap psikiatrik Yang Berhubungan Didalam bromisme Pada itu.
Fasilitas Medis merawat pria tersebut Sebab psikosis dan memulangkannya beberapa minggu Sesudah Itu. Kasusnya menyoroti potensi jebakan penggunaan AI Untuk mencari saran medis.
Penulis artikel Di University of Washington, Seattle, menyebutkan Perkara Hukum Hukum ini menyoroti potensi peran kecerdasan buatan atau Kecerdasan Buatan (AI) Di memicu masalah Kesejaganan yang sebenarnya bisa dicegah. Mereka mengaku sulit memastikan saran spesifik yang diterima pasien Sebab tidak Memperoleh akses Ke log percakapan ChatGPT.
Akan Tetapi, ketika peneliti mengajukan pertanyaan serupa Ke ChatGPT, chatbot memang Menyediakan opsi bromida tanpa peringatan Kesejaganan khusus dan tanpa menanyakan alasan Ke balik permintaan informasi tersebut.
“Seperti yang kami duga Berencana dilakukan Didalam seorang profesional medis,” tulis para peneliti, menekankan AI tidak Memperoleh kemampuan Untuk Merundingkan risiko secara luas.
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Konsultasi Pola Makan Garam Ke ChatGPT, Pria Ini Berujung Kena Situasi Langka











