Jakarta –
Tidak ada yang pernah menebak kapan ajal Akansegera menjemput. Mungkin Saja kalimat itulah yang coba ditanamkan Untuk-Untuk Dari keluarga penumpang Jeju Air yang jatuh Ke hari Minggu.
Mereka ditinggal Pada-lamanya.
“Saya tidak percaya seluruh keluarga menghilang begitu saja,” kata Maeng, 78 tahun, seperti yang dilansir Untuk BBC, Senin (30/12/2024).
Maeng Gi-Su mengatakan keponakannya dan kedua putra keponakannya melakukan perjalanan Di Thailand Sebagai merayakan Prestasi ujian masuk perguruan tinggi putra keponakannya. Tetapi, perjalanan itu berakhir tragis.
Mereka bertiga tewas Untuk pesawat Jeju Air yang jatuh Ke Korea Selatan Ke Minggu (29/12). Mereka Ke Antara 179 orang yang tewas Untuk kecelakaan mengerikan itu.
Kecelakaan pesawat itu menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan Ke tanah Korea Selatan. hanya dua orang yang selamat, mereka adalah dua kru kabin.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan Di-179 penumpang berusia Antara tiga hingga 78 tahun, Walaupun sebagian besar berusia 40-an, 50-an, dan 60-an. Dua warga Negeri Thailand termasuk Ke Antara yang tewas dan sisanya diyakini warga Korea Selatan.
Lima orang yang tewas adalah anak-anak Ke bawah usia 10 tahun, Sambil penumpang termuda, seorang anak laki-laki, Terbaru berusia tiga tahun.
Seorang pria berusia enam puluhan mengatakan lima anggota keluarganya yang mencakup tiga generasi berada Ke pesawat itu, termasuk saudara iparnya, putrinya, suaminya, dan anak-anak mereka yang masih kecil. Banyak penumpang yang merayakan liburan Natal Ke Thailand dan juga Untuk perjalanan pulang kampung.
Sepupu salah satu korban, Jongluk Doungmanee, mengatakan kepada BBC Thai bahwa dia terkejut Di mendengar berita itu. Jongluk telah menghabiskan lebih Untuk dua minggu Ke Thailand Sebagai Melakukan Kunjungan Di keluarganya dan bepergian Di kota Chiang Mai Ke Area utara bersama suaminya.
“Saya merinding. Saya tidak percaya,” kata Pornphichaya Chalermsin.
Seorang ayah berusia 71 tahun, Jeon Je-young, mengatakan bahwa putrinya Mi-Sook yang diidentifikasi Melewati sidik jarinya, Lagi Untuk perjalanan pulang Sesudah bepergian Bersama teman-temannya Di Bangkok Sebagai Berpartisipasi Untuk perayaan tersebut.
“Putri saya, yang Terbaru berusia pertengahan 40-an, berakhir seperti ini,” katanya kpada Rutrs,
Dia menambahkan bahwa ia terakhir kali melihatnya Ke tanggal 21 Desember, ketika ia membawa Hidangan dan kalender tahun 2025 Di rumahnya. Tetapi siapa menduga, ini Akansegera menjadi momen terakhir mereka bersama.
Kebugaran 2 korban yang selamat
Dua pramugari yang selamat Untuk kecelakaan itu ditemukan Ke Pada ekor pesawat, Pada yang paling utuh Untuk reruntuhan. Salah satunya adalah seorang pria berusia 33 tahun, Bersama nama keluarga Lee.
Dia dilarikan Di Fasilitas Medis Ke Mokpo, Di 25 km Ke selatan bandara. Tetapi Sesudah Itu dipindahkan Di Fasilitas Medis Universitas Wanita Ewha Seoul Ke ibu kota.
“Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada Ahli Kebugaran Ke Fasilitas Medis, menurut direkturnya Ju Woong, yang berbicara Pada jumpa pers.
“Korban selamat, yang menderita beberapa patah tulang, Memperoleh Perawatan Medis khusus Sebab risiko efek sampingnya, termasuk kelumpuhan total,” kata Ju.
Korban selamat lainnya, seorang pramugari wanita berusia 25 tahun Bersama nama keluarga Koo, Lagi dirawat Ke Asan Medical Center Ke Seoul timur. Dia Merasakan Luka kepala dan pergelangan kaki tetapi dilaporkan Untuk Kebugaran stabil.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jeritan Pilu Keluarga Korban Jatuhnya Jeju Air