Klaten –
Klaten Dari Sebab Itu salah satu Area ‘lumbung’ gula Di zaman Belanda. Pabrik Gula (PG) Wonosari Dari Sebab Itu saksinya. Tetapi, pabrik ini hanya tinggal sisanya saja.
Pabrik gula tersebut merupakan satu Bersama sederet pabrik gula yang didirikan Belanda Di Klaten. Kini, PG Wonosari hanya menyisakan sedikit jejak Di Di perubahan zaman.
Peninggalan PG Wonosari yang masih bisa dilihat Pada ini salah satunya tembok dudukan mesin giling. Tembok Bersama ketebalan 1 meter Bersama ukuran Di 3×3 meter itu berada Di permukiman padat RW 3 Dusun Tinggen, Desa Duwet, Kecamatan Wonosari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah tembok terdapat lorong persegi dan setengah lingkaran yang telah ditutup Bersama batu bata. Tembok Bersama plester kasar itu masih terlihat kokoh Kendati tidak utuh.
Selain bekas dudukan mesin, Di selatan Dusun Tinggen masih ditemukan saluran air yang dipasok Bersama Bendung Jaban, Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari. Saluran tersebut tersisa pintu air dan bendung kecil yang dialirkan Ke sawah Sebab saluran Ke arah pabrik sudah tertutupi Rumah penduduk.
Bekas cerobong asap Di barat Desa Duwet, ternyata jejaknya sudah musnah. Tinggal semak dan rumpun bambu yang Pertemuan.
“Bekas PG Di zaman Belanda Di sini. Di Dibelakang Rumah ini (tempat tinggalnya) bekas dudukan mesin PG,” ungkap Ketua RT 2 RW 3 Dusun Tinggen, Yudi Erwantoro kepada detikJateng, Sabtu (23/8/2025) siang.
Menurut Yudi, bekas pabrik gula Pada ini sudah menjadi permukiman penduduk. Di bawah permukiman warga dulunya fondasi pabrik.
“Ini isinya fondasi pabrik, dulu Pada dibangun pondok pesantren ada terowongan bata Ke Utara sampai masjid sana tembus sungai. Cerobong asapnya dulu masih ada, Di barat desa tapi kini Dari Sebab Itu rumpun bambu,” tutur Yudi (55).
Yudi mengatakan tanah yang sekarang menjadi permukiman dulunya disebut Mbabrik (pabrik). Pada dirinya kecil cerobong asap PG masih ada.
“Pada saya kecil cerobong PG masih ada. Sekarang sudah hilang Dari Sebab Itu rumpun bambu, seingat saya cerobong cuma satu, Di bawahnya ada sendang Sebagai pasokan air,” lanjut Yudi.
Dikatakan Yudi, jejak PG Wonosari Pada ini tinggal dua. Yaitu tembok bekas dudukan mesin Di Dibelakang rumahnya dan kuburan keluarga Belanda (kerkoff).
“Ya sisanya cuma tinggal tembok mesin pabrik Di Dibelakang Rumah itu dan makam kerkop. Pecahan genting, bangunan Di lapangan pun sekarang juga sudah tidak ada,” jelas Yudi.
Noto (73) menceritakan lokasi pabrik gula Wonosari sekarang sudah berubah Dari Sebab Itu kampung Dusun Tinggen. Dusun tersebut dulu kala bernama Mbabrik atau pabrik.
“Dulu namanya Mbabrik Sebab ada pabrik gula Belanda. Lha itu sisanya dudukan mesin pabrik masih ada, kalau cerobong asap dulu ada tapi sekarang ambruk hilang,” katanya kepada detikJateng.
“Dulu sini tanah OG (eigendom) tapi Sesudah Dari Sebab Itu Rumah sudah bersertifikat sudah lama,” imbuhnya.
Sejarah PG Wonosari
Pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi, menjelaskan PG Wonosari termasuk pabrik kecil. Hal itu terlihat Bersama cerobong asap yang cuma satu.
“Kalau Bersama peta cerobong asapnya cuma satu, ukuran juga kecil dan tidak ada catatan kapan didirikan. Tapi Bersama koran berbahasa Belanda pabrik pernah terbakar tahun 1904,” ungkap Hari kepada detikJateng.
Menurut Hari, PG Wonosari diberitakan bangkrut dan Di 5 Juni 1934 disita bank Belanda. Letak PG Wonosari posisinya Didekat Bersama pabrik tembakau Di Gawok (Sukoharjo).
“Bersama itu (Didekat Bersama pabrik tembakau) maka kerkop Di Wonosari cukup banyak, ada yang bentuk tugu dan bentuk lain. Ini beda Bersama Di PG Ceper, Gondang dan lainnya yang cuma beberapa,” kata Hari.
———
Artikel ini telah naik Di detikJateng.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Jejak Pabrik Gula Zaman Belanda Di Klaten, Kini Tinggal Reruntuhan











