Jakarta –
Kemendikbudristek bekerjasama Bersama Pemerintah Jepang siap Untuk mengindentifikasi 9 kerangka yang diduga tentara Jepang Di masa Pertempuran Dunia II. Kerangka-kerangka ini dikirim Bersama Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Traveler harus tahu nih, bahwa Indonesia pernah menjadi ‘panggung’ PD II. Salah satu lokasinya terjadi Pertempuran tentara Jepang dan Amerika yaitu Di Kepulauan Biak Numfor, Papua.
Setelahnya 80 tahun berlalu, Regu Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang berhasil mengumpulkan 9 kerangka manusia yang diduga kuat sebagai tentara Jepang yang gugur Di masa tersebut.
“Penemuan sembilan kerangka ini merupakan hasil positif Setelahnya Di 2019 lalu terjadi penandatanganan kesepakatan kerja sama Di pemerintah Indonesia, Di Kontek Sini Kemendikbud dan Kedubes Jepang, mengenaï usaha ekskavasi, sisa-sisa, jasad Bersama para serdadu Jepang yang meninggal waktu Pertempuran dunia Il,khususnya Di Lokasi Papua,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pembelajaran, Kebudayaan, Kajian, dan Keahlian (Kemendikbudristek), Hilimar Farid Di Jakarta, Jumat (28/6).
Tertunda Lantaran Wabah Internasional
Regu Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang dibentuk sebagai tindak lanjut perjanjian kedua Bangsa. Di tanggal 25 Juni 2019 ditandatangani Agreement between the Government of Japan and the Government of the Republic Indonesia on Excavation, Colection and Repatriation of the Remains of Japanese Soldiers who died in the Second World War in the Province of Papua and the Province of West Papua. Realisasi perjanjian ini Merasakan kendala Lantaran Wabah Internasional menerpa dunia. Di tanggal 21 Juni 2022, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani Perpanjangan Perjanjian yang berlaku sampai tanggal 24 Juni 2025.
Kedua belah pihak Lalu membuat Regu Teknis Gabungan dan melaksanakan kegiatan Di Pulau Biak Di tanggal 20-30 Mei 2024. Regu ini berhasil mengumpulkan sejumlah kerangka yang diperkirakan merupakan 9 individu tentara Jepang yang gugur.
Salah satu dampak Bersama kerjasama ini adalah membangun narasi sejarah bahwa Indonesia juga menjadi saksi keberadaan jepang Di Papua Pada Pertempuran Dunia II.
“Tentu Berencana menjadi Dibagian Bersama daya tarik dimana kita ingin narasi ini lebih luas mulai Bersama siapa, bagaimana hingga penjelasan meninggal mereka waktu PD II tersebut. Karena Itu banyak sekali informasi yang masih perlu kita tulis, informasi mengenai Arena-pertempurannya, sejarah militer Pertempuran Dunia kedua yang terjadi Di Papua ini. Juga kita kaji bagaimana dampak dan peran warga lokal,” tambah Hilimar.
Pemerintah Biak Numfor Mendukung dan mendukung kerjasama yang dilakukan Kemendikbudristek. Lantaran cerita sejarah ini bisa menambah daya tarik wisata Biak, hingga kunjungan Lebih banyak Hingga sana.
“Kami berharap agar tulang-belulang Jepang ini juga menjadi salah satu even Wisata Internasional Supaya tidak punah begitu saja. Kita berharap supaya kunjungan-kunjungan orang Jepang Hingga Biak tidak punah Lantaran ada hubungan-hubungan emosional historis sejarah Pertempuran Dunia Hingga-2 ,Di mana kurang lebih Disekitar 3.000 tentara Jepang yang mati Di goa,” kata Fransisco Olla, Staf Ahli 1 Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Kabupaten Biak Numfor.
Pada ini 9 kerangka tersebut telah berada Di Jakarta dan Berencana diteliti Lebih Jelas Dari BRIN bersama Pemerintah Jepang.
“Kerangka peninggalan tentara Jepang yang dibawa Bersama Biak Numfor ini Berencana dilakukan kajian Dari BRIN bersama pihak Jepang Untuk menentukan DNA, penentuan asal-usul mengidentifikasi apakah rangka ini benar tentara Jepang atau bukan hingga detail nama dan keluarganya,” tutup Hilimar.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Indonesia-Jepang Siap Teliti 9 Kerangka Tentara Pertempuran Dunia II Di Biak











