FAN Mengadakan diskusi publik bertema Desain Terbaru Politik Global dan Kekuatan Sumber Daya Indonesia Berusaha Mengatasi Pertarungan Antar Bangsa Adikuasa yang dilangsungkan Di kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6/2024). Foto: Ist
Diskusi ini dihadiri akademisi UI Prof Dr Hikmahanto Juwana, anggota Komisi Lini Pertahanan Wakil Rakyat Dr Sukamta, pengamat militer dan Lini Pertahanan Dr Connie Rahakundini Bakrie, Dekan Fisip lnternational Islamic University Islamabad Pakistan dan Ketua Umum FAN Bursah Zarnubi, mantan anggota Wakil Rakyat Prof Nurhayati Ali Assegaf, serta moderator akademisi Unkris Jakarta Dr Sidratahta Mukhtar.
Menurut Bursah Zarnubi, konflik lain meningkatnya ketegangan Di Laut China Selatan, China-Taiwan, serta Korea Utara-Korea Selatan.
“Indonesia Di era Jokowi dan era Pemimpin Negara terpilih Prabowo memerlukan telaah sekaligus antisipasi Pada kemungkinan Bangsa ini menjadi arena Bersaing sumber daya alam yang melimpah, Tetapi belum dikelola Bersama baik dan berbasis Di kedaulatan nasional Indonesia. Keputusan Indonesia sentris Bersama hilirisasi, industrialisasi belum memadai Sebagai mewujudkan Indonesia maju dan menjadi 10 besar kekuatan Dunia Di 100 tahun Indonesia,” ujar Bursah.
“Dialog ini Berencana merekomendasikan ide dan pemikiran yang berguna Untuk desain Terbaru Politik Global Indonesia Di Umumnya dan khusus tentang Keputusan Lini Pertahanan Keselamatan Indonesia Hingga Didepan,” tambahnya.
Connie menuturkan Gaya modernisasi Lini Pertahanan Berpotensi Sebagai memicu perlombaan senjata Meningkatkan ketegangan Di kawasan termasuk Asia Pasifik Di mana ada Manajer besar utama seperti China dan Amerika.
“Sebagai mengantipasi Politik Global ini, Bangsa kawasan dapat aktif mencari kerja sama alternatif termasuk pengaturan minilateral. Indonesia harus mengubah diri Untuk pendekatan reaktif pasif defence Sebagai fokus Di pendekatan offensive defence yang lebih dinamis Merangsang visi poros maritim dunia yang mampu Berusaha Mengatasi supremasi kaukus yang Berencana muncul,” ungkapnya.
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Lini Pertahanan harus segera duduk menyusun roadmap Terbaru politik luar negeri dan Lini Pertahanan Di pencapaian target Sebagai Menantikan risiko ancaman Untuk persaingan langsung postur dan proyeksi kekuatan Di kawasan.
Sukamta menegaskan politik bebas aktif yang dianut Indonesia harus bergerak Di visi yang jelas Sebagai national interest Lantaran Untuk RPJM (Ide Pembangunan Jangka Menengah) belum ada national interest yang jelas.
“Bangsa lain Di kawasan telah beralih Di hitech industry. Sedangkan kita masih fokus Di pembangunan infrastruktur jalan tol dan Pada ini pembangunan IKN. Oke Sebagai alasan pemerataan ekonomi, Tetapi harus dihindari betul jika ini berbasis proyek Sebagai habis budget akibat kekurangan imajinasi,” kata anggota Fraksi PKS Wakil Rakyat ini.
Setelahnya Itu, Hikmahanto yang juga Guru Besar UI menyoroti Politik Global Yang Terkait Bersama trade war Di China dan Amerika plus Pertempuran Rusia dan Ukraina serta Palestina versus Israel. “Amerika menceramahi dan mengajari kita tentang Hakasasi Manusia dan Sistem Pemerintahan tetapi mereka sendiri menerapkan standar ganda sesuai kepentingannya sendiri,” katanya.
(jon)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Indonesia Era Prabowo Harus Bikin Desain Terbaru Politik Global Yang Terkait Bersama Keputusan Hankam