Jakarta –
Operasi umumnya merupakan prosedur kompleks dan rumit yang dilakukan Ahli Kebugaran Di pasien.
Akan Tetapi Untuk sejumlah Peristiwa Pidana, dedikasi Sebagai lebih memahami tubuh manusia Merangsang Ahli Kebugaran Sebagai ‘nekat’ melakukan pembedahan Ke diri mereka sendiri.
Ke Peristiwa Pidana lain, Ahli Kebugaran terpaksa membedah diri sendiri agar bisa lepas Di situasi yang mengancam nyawanya.
Operasi diri sendiri tentu bukan sesuatu yang sering terjadi, tetapi hal itu memang pernah terjadi. Dikutip Di Medical News Today, berikut empat contoh kasusnya.
1. Kateterisasi Jantung
Werner Theodor Otto Forssmann Untuk menempuh Pembelajaran kedokteran Hingga Jerman Ke 1920-an ketika seorang profesor melontarkan pertanyaan yang membekas Hingga pikirannya: Apakah Bisa Jadi Sebagai mencapai jantung Lewat pembuluh vena atau arteri tanpa operasi traumatis?
Pada itu, satu-satunya cara mengakses jantung adalah Di melakukan pembedahan yang cukup berisiko.
Forssmann menemukan artikel yang menjelaskan bagaimana seorang Ahli Kebugaran hewan dapat mencapai jantung seekor kuda Di kateter Lewat vena jugularis interna. Kateter ini menyalurkan darah Di otak, wajah, dan leher Hingga jantung.
Forsmann pun menyimpulkan dia dapat menggunakan kateter ureter Sebagai mencapai jantung manusia Lewat vena cubital, yang terletak Didekat permukaan lengan dan Datang Hingga jantung.
Forssmann pun berencana mencoba prosedur itu Ke seorang pasien. Akan Tetapi kepala perawat yang khawatir Di keselamatan pasien menghalangi rencananya.
Forssmann akhirnya memutuskan Sebagai melakukan prosedur tersebut Ke dirinya sendiri. Sesudah mengelabui seorang perawat, Forssmann sukses memasukkan kateter sejauh 30 cm Hingga Untuk lengannya. Dia juga meminta Dukungan perawat sinar-X Sebagai memetakan perjalanan internal kateter Di lengan Hingga jantungnya.
Prosedurnya berhasil, Akan Tetapi Forssman diberhentikan Di residensinya. Akan Tetapi 17 tahun Sesudah Itu, bersama dua orang lainnya, Forssmann memenangkan hadiah Nobel Untuk Fisiologi atau Kedokteran atas perannya Untuk penemuan kateterisasi jantung.
2. Operasi Usus Buntu
Leonid Rogozov adalah satu-satunya tenaga medis Di Skuat ekspedisi Antartika Soviet Hingga-6 Ke 1960. Beberapa minggu Sesudah ekspedisi, Ahli Kebugaran berusia 27 tahun itu menyadar beberapa Tanda-Tanda radang usus buntu Ke dirinya sendiri, seperti lemas, mual, dan nyeri hebat Hingga perut Pada kanan bawah.
Perawatan-obatan yang ada tidak mampu memperbaiki kondisinya. Dia juga tidak Memperoleh harapan bisa kembali Hingga kota Sebagai Merasakan penanganan yang layak.
“Saya tidak tidur sama sekali tadi malam. Sakitnya seperti setan! Badai salju menerjang jiwa saya, merintih seperti seratus serigala,” tulis Rogozov Untuk jurnalnya.
Satu-satunya pilihan Rogozov Sebagai bertahan hidup adalah Di melakukan operasi usus buntu Ke dirinya sendiri. Dia Sesudah Itu merekrut tiga orang rekannya Sebagai membantu; satu orang memegang cermin dan mengatur lampu, satu orang menyerahkan peralatan bedah kepadanya, dan satu orang bertindak sebagai cadangan seandainya salah satu Di mereka pingsan atau mual.
Ke pukul 2 pagi tanggal 1 Mei 1961, Sesudah melakukan anestesi lokal Ke dirinya sendiri, Rogozov membuat sayatan pertama sepanjang 10-12 cm Hingga perutnya. Sesudah Disekitar 30 menit, Rogozov menjadi lemah dan perlu istirahat secara teratur, tetapi dia tetap bertahan.
Operasi tersebut pun berhasil, dan Sesudah dua minggu, kesehatannya pulih sepenuhnya.
Next: Pengangkatan usus buntu dan operasi batu ginjal
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cerita Para Ahli Kebugaran yang Mengoperasi Dirinya Sendiri, Ada yang Angkat Usus Buntu