Kepala BKKBN Praktisi Medis Hasto menyebut pentingnya menjaga Kesejaganan dan menjaga angka kelahiran ideal Di Indonesia. Foto/istimewa
Kabar tersebut berawal ketika Kepala BKKBN Praktisi Medis Hasto, menyampaikan pernyataan yang cukup menggelitik Komunitas. “Kami mempunyai target satu perempuan rata-rata melahirkan satu anak perempuan.”Pernyataan tersebut dilontarkan Di menyikapi angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) Di Indonesia yang sudah mencapai angka ideal 2,1 Di Jumat, 27 Juni 2024.
“Sebelumnya Itu, mari kita garis bawahi bersama, penafsiran makna rata-rata. Pengertian rata-rata, merupakan perwakilan kuantitas Di sekelompok data. Besar kecilnya nilai rata-rata dipengaruhi Dari jumlah semua data dan banyaknya data. Di penjelasan epic ini, makna rata-rata tidaklah sama Bersama pengertian wajib,” ujar Praktisi Medis Hasto Di sela kegiatan “Sinergi dan Kolaborasi Tenaga Lini Lapangan Untuk Mensukseskan Langkah Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Di Provinsi Jawa Ditengah” (11/7/2024).
Penjelasannya, bukan lantas bermakna satu keluarga wajib mempunyai anak perempuan. Bisa Dari Sebab Itu ada keluarga yang mempunyai dua anak laki-laki semua, atau justru mempunyai dua anak perempuan semua. “Kalau Didepan Tempattinggal saya punya anak perempuan dua, Di saya enggak punya anak perempuan, pas sudah,” katanya.
Di sisi lain, Praktisi Medis Hasto menyebut pentingnya menghindari 4Terlalu Di Langkah Keluarga Berencana (KB) yaitu menghindari Terlalu muda, Terlalu tua, dan Terlalu Disekitar serta Terlalu banyak Di Perancangan kehamilan Bersama menggunakan alat kontrasepsi, merupakan tujuan Di Langkah KB.
“Sebuah tujuan Untuk Memperbaiki Keadaan ibu dan anak serta menekan angka kematian ibu dan bayi Di Di melahirkan,” ucapnya.
Langkah KB juga berperan menentukan Mutu keluarga, Sebab Langkah ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta Memperbaiki status Keadaan ibu, terutama Di mencegah kehamilan tak diinginkan. Keputusan pemerintah Memperkenalkan Langkah KB Sebelum 1970-an dinilai telah berhasil menekan laju Kemajuan penduduk Di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), laju Kemajuan penduduk Indonesia melambat Di beberapa dekade terakhir. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, sepanjang 2010-2020, rata-rata laju Kemajuan penduduk Indonesia sebesar 1,25%, menurun cukup tajam dibandingkan periode 1971-1980 yang sebesar 2,31%. Justru, laju Kemajuan penduduk Di 2024 ini hanya 1,11%, persentase ini menurun 0,2% Di 2023
Banyak faktor yang Di akhirnya memengaruhi penurunan laju penurunan penduduk Di Indonesia. Salah satunya penurunan angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) Di Indonesia. Diketahui, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, angka TFR Di Indonesia sudah mendekati angka standar 2,1.
”Angka rujukan tersebut merupakan angka capaian ideal Untuk seluruh Bangsa yang Setelahnya Itu disebut Bersama istilah Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS). Jika TFR berada Di bawah angka 2,1, maka penduduk cenderung Berencana Merasakan penurunan jumlah. Tetapi jika TFR lebih Di 2,1, maka Berencana terjadi Kemajuan penduduk,” katanya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: BKKBN Komitmen Menjaga Kesejaganan dan Angka Kelahiran Ideal Di Indonesia