Jakarta –
Traveler sudah tahu belum, jika Jakarta utara punya batik tulis Di motifnya Jakarta banget lho. Semua karya cantik ini hasil Untuk ibu-ibu penghuni Rusunawa Marunda.
detikTravel berkesempatan berkunjung Hingga Rumah Batik Marunda yang berada Di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Di sana kami bertemu Di salah satu pecanting bernama Saras. Dia merupakan salah satu warga rusunawa yang aktif Di Batik Marunda.
“Waktu pertama ada Batik Marunda itu pemberdayaan waktu zamannya Bu Vero (Veronica Tan) tahun 2013 dan saya Mutakhir ikut pelatihan Dari tahun 2017,” Saras mengisahkan, Sabtu (26/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di ruangan ini, terdapat 12 orang yang ikut andil Untuk menghasilkan Batik Merunda Di ragam desain. Katanya, ada lebih seratus motif yang mereka produksi lho. Proses membatik Sebagai batik Marunda juga sama seperti proses batik lainnya, mulai Untuk menjiplak gambar, mencanting, Memberi warna, lorot atau menghilangkan malam Di kain hingga menjemurnya,
” Ada banyak motif yang kami kerjakan Di sini. Seperti motif Formula E, Jakarta Terkini, motif sampan dan nyiur, motif petasan, motif Rumah si Pitung, Flamboyan, teratai rawa bebek, sampan kelapa, Semanggi, pinisi, lambondoh, Morotai dan masih banyak lainnya. Pokoknya motif-motifnya berhubungan Di Jakarta,” kata Saras.
|
Salah satu pecanting Di Rumah Batik Marunda (Syanti Mustika/detikcom)
|
Adapun para perajin batik tulis Di sini kesehariannya sebagai ibu Rumah tangga biasa saja. Mereka semua belajar Untuk nol hingga bisa mahir seperti sekarang.
“Kita Di sini kan ibu Rumah tangga biasa. Karena Itu kita Hingga sini (studio batik) Setelahnya pekerjaan Rumah selesai, biasanya kita Di sini mulai Untuk pukul 10.00-17.00 WIB. Dulu semuanya belajar Untuk nol, Merasakan pelatihan dan bimbingan gratis kan,” kata dia.
Teruntuk harga Batik Marunda, harga kainnya mulai Untuk Rp 1,5 juta. Akan Tetapi bila sudah diolah menjadi baju, outer atau rok lilit, harganya Lebih mahal, mulai Rp 2 jutaan. Teruntuk waktu pengerjaan tergantung Untuk motif yang dipilih konsumen, 1-2 minggu.
“Memang harganya mahal ya Sebab ini batik tulis, bukan cetak. Kita itu mencanting itu Di benar-benar Di tangan, enggak ada ibarat kata mesin satu pun yang membantu kita. Murni ini kreatifnya ibu-ibu yang mencanting itu,” ujar dia.
Salah satu contoh produk Untuk Rumah Batik Marunda (Syanti Mustika/detikcom) |
Saras mengatakan jika mereka juga punya desainer bernama Ibu Wendi dan pembina mereka bernama Irma. Hingga depannya, Saras berharap Batik Marunda keberadaannya makin mendunia Sebab ini juga membantu perekonomian para perajin.
“Mudah-mudahan (gubernur Jakarta sekarang) bisa bawa Batik Marunda mendunia gitu. Biar dikenal banyak orang Sebab kita yang Di sini, yang mencanting itu ibu-ibu rusun semua, pemberdayaan perempuan semua Di sini. Karena Itu buat ya kalau kita orang rusun sangat senang Sebab bisa membantu perekonomian keluarga,” kata dia.
Batik Marunda dikembangkan menjadi destinasi kreatif
Untuk kesempatan terpisah, Bahrudin, kepala Unit Pengelola Rumah Susun II, mengatakan bahwa pengelola Pada ini Lagi memoles potensi wisata yang ada Di Rusunawa Marunda. Rumah produksi batik ini nantinya tidak hanya sebagai tempat Komunitas Marunda berkreasi saja, Akan Tetapi bisa juga didatangi warga lain Sebagai belajar.
“Dan ini kita jadikan sebagai destinasi, Di mana nanti Di Pada Komunitas Jakarta atau Komunitas luar Jakarta datang Hingga Rusunawa Marunda kita ajarkan cara mencanting,” kata Bahrudin.
Potensi wisata Rusunawa Marunda (Syanti Mustika/detikcom) |
Bahrudin pun menjabarkan beberapa potensi destinasi lain yang Pada ini dia godok bersama timnya. Salah satunya adalah Rumah produksi mangrove.
“Destinasi yang Di internal kita Memperoleh yaitu Rumah produksi mangrove, Di mana Rumah produksi ini tingkat ekonominya juga sangat tinggi. Sebab pembibitan dihargai Di Idr. Karena Itu warga Rusunawa Marunda bisa mencari bibit-bibit mangrove dan nanti bibit itu bisa dijual,” kata dia.
“Lalu juga kita Memperoleh hidroponik atau greenhouse. Greenhouse ini Bisa Jadi terbesar se-Jakarta Utara. Dan juga ini alhamdulillah greenhouse ini sangat produktif. Seminggu sekali kita melakukan panen bisa tiga kali. Dan memang ini penghasilannya masih sebulan Rp 5 juta yang artinya Di sinilah sudah ada penghidupan Untuk warga Rusunawa,” ujar dia.
(sym/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Batik Marunda, Goresan Tangan Untuk Ibu-ibu Rumah Tangga













