Jakarta –
Epidemiolog Dicky Budiman berbicara soal potensi bakteri ‘pemakan daging’ yang heboh Hingga Jepang Bagi menjadi sebuah Penyebara Nmassal. Belum lama ini Jepang Ditengah dihebohkan Bersama Tindak Kejahatan Infeksi Group A Streptococcus (GAS) yang menyebabkan komplikasi Streptococcal toxic shock syndrome (STSS).
Jumlah Tindak Kejahatan yang terjadi Hingga Jepang telah mencapai kurang lebih 1.000 Infeksi dan sudah menewaskan 77 orang Untuk periode Januari hingga Maret tahun ini. Dicky Budiman menjelaskan bahwa potensi Infeksi bakteri ‘pemakan daging’ menjadi sebuah Penyebara Nmassal yang besar seperti COVID-19 sangatlah kecil.
“Apakah ini Berpeluang menjadi Penyebara Nmassal? Tentu tidak ya, masih sangat jauh-jauh sekali, sangat kecil sekali potensinya Bagi menjadi satu wabah bahaya besar seperti halnya COVID-19 ya,” kata Dicky Budiman Ke detikcom, Kamis (27/6/2024).
Walaupun Infeksi bakteri tersebut Memiliki risiko penularan Melewati droplet, Dicky mengatakan bahwa ini sangat dipengaruhi Bersama Kemakmuran imunitas seseorang. Walau potensi Penyebara Nmassal Bersama Infeksi tersebut kecil, Dicky Budiman mengingatkan bahwa Infeksi dapat berdampak serius Ke pasien dan harus segera Memperoleh pertolongan medis.
“Ini terutama dipengaruhi Bersama Kemakmuran seseorang yang umumnya ada masalah imunitas. Karena Itu ada Gangguan kronis Ditengah lain, ini yang berpengaruh. Karena Itu tidak lah kalau sampai Berpeluang Penyebara Nmassal,” ujar Dicky.
“Kasusnya ini relatif jarang dan kalau terjadi bisa sangat fatal,” tandasnya.
Kasusnya Sudah Masuk RI?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesejaganan RI (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan hingga Di ini Tindak Kejahatan bakteri ‘pemakan daging’ belum ditemukan Hingga Indonesia. Ia mengatakan Tindak Kejahatan tersebut memang sudah ada Hingga Jepang Sebelum tahun 2019 dan Merasakan peningkatan Ke tahun ini.
Meski begitu, Jepang hingga Di ini belum menerapkan situasi darurat Kesejaganan Yang Berhubungan Bersama kemunculan Gangguan tersebut. Ia juga mengimbau Komunitas Bagi tidak khawatir Merespons Gangguan yang kasusnya Untuk naik Hingga Jepang itu.
“Sampai sekarang belum ada Hingga Indonesia. Tindak Kejahatan yang dilaporkan (Hingga Jepang) umumnya Tindak Kejahatan Hingga Fasilitas Medis dan ini adalah disebabkan bakteri streptokokus yang biasanya penyebab faringitis,” kata dr Nadia.
“Tidak ada pembatasan perjalanan Bersama maupun Di Jepang. Berdasarkan laporan Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO) Yang Berhubungan Bersama iGAS (invasive group A streptococcal disease) termasuk STSS Hingga Eropa Ke Desember 2022, tidak ada rekomendasi Bagi pembatasan perjalanan Hingga Bangsa terdampak,” tandasnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Bakteri ‘Pemakan Daging’ Hingga Jepang Mungkinkah Karena Itu Penyebara Nmassal? Gini Kata Pakar