Bangli –
Salah satu desa wisata primadona Di Bali, Desa Penglipuran, Di Bangli dibanjiri pengunjung belakangan ini. Pengelola pun menyiapkan sejumlah langkah agar wisatawan tetap nyaman.
Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, menyebut kunjungan wisatawan Di Desa Penglipuran Meresahkan hingga 500 orang per hari. Desa wisata Bersama keindahan arsitektur tradisionalnya dan tata ruang yang asri itu dikunjungi rata-rata Di 3.500 orang per hari.
Jumlah pengunjung sebanyak itu sudah melebihi daya dukung Desa Penglipuran yang Memperoleh luas 112 hektare itu.
“Berdasarkan data yang kami punya, memang ada Tren peningkatan. Berada Di kisaran 500 orang. Dulu mulanya 3.000 orang sekarang rata-rata kunjungan menjadi 3.500 orang,” kata Sumiarsa Untuk perbincangan Bersama detikTravel, Jumat (7/6/2024).
Bersama Pengalaman Hidup bertahun-tahun melayani wisatawan, Sumiarsa telah menyiapkan strategi agar wisatawan dan pengelola sama-sama nyaman.
“Kami Di Desa Wisata Penglipuran Untuk Berusaha menyamakan persepsi Yang Berhubungan Bersama Bersama lonjakan pengunjung yang datang. Untuk segi carrying capacity (daya dukung) sudah tidak memungkinkan. Karena Itu, kami Berusaha membuat Perkembangan jangka pendek tanpa mengabaikan lingkungan,” kata Sumiarsa.
Sebagai memecah kepadatan wisatawan Di satu titik saja, Sumiarsa dan Skuat pengelola mulai melakukan Pembaruan atraksi Terbaru, yaitu Hutan Bambu. Tak hanya menjelajah Desa Penglipuran, kini wisatawan bisa berkunjung Hutan Bambu yang letaknya tak jauh Untuk desa.
“Kami melakukan Pembaruan dan Perkembangan Terbaru Di Hutan Bambu Sebagai menjadi atraksi wisata Terbaru. Ini tentu membutuhkan proses dan tanpa mengabaikan lingkungan Di,” kata Sumiarsa.
Perkembangan jangka pendek itu sesuai Bersama nilai konservasi yang ada Di Desa Penglipuran. Sumiarsa menyebut hingga kini ia dan seluruh warga desa selalu menjaga nilai-nilai konservasi yang diwariskan Dari leluhur. Salah satunya melakukan konservasi Di Hutan Bambu.
Beberapa Karya Menarik Perhatian yang bisa pengunjung lakukan Di Hutan Bambu yaitu berburu spot foto estetik Bersama latar Di hutan bambu, berbelanja Di Pasar Pelipur Lara yang buka setiap hari Sabtu, dan bersantap Di restoran bambu Bersama menu autentik khas Bali.
Hutan bambu berlokasi Di sisi utara Desa Penglipuran. Pengunjung dapat berjalan hingga tingkat paling atas Desa Penglipuran, maka Berencana menemukan petunjuk yang mengarah Di hutan bambu. Letaknya tak jauh, hanya memakan waktu berjalan kaki Di 5 menit atau Di 100 meter Untuk Desa Penglipuran.
Sumiarsa menyebut kesuksesan Perkembangan Hutan Bambu Sebagai memecah penumpukan wisatawan tentu membutuhkan proses dan peran serta Untuk para biro perjalanan dan pramuwisata.
“Untuk membuka atraksi Hutan Bambu, tentu kami Untuk pihak pengelola juga membutuhkan peran serta Untuk teman-teman biro perjalanan dan pramuwisata Sebagai membantu mengarahkan wisatawan berkunjung Di Hutan Bambu Agar tidak terjadi penumpukan Di satu titik saja,” ujar Sumiarsa.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pengunjung Desa Penglipuran Melonjak, Pengelola Siapkan Strategi