Jakarta –
Praktisi Medis paru menjelaskan cuaca panas dapat Memperbaiki risiko beragam Gangguan, salah satunya Penyakit Menyebar saluran pernapasan atas (ISPA). Perkara Hukum Hukum ISPA Yang Berhubungan Di cuaca panas lebih rentan menyerang usia anak.
“Kalau ISPA itu kan memang dibagi dua ya, Ke dewasa dan Ke anak-anak. Kalau ISPA Ke anak-anak itu memang sebagian besar Sebab perubahan cuaca dan suhu ya. Sedangkan Untuk dewasa sendiri biasanya nggak terlalu signifikan,” kata Anggota Perhimpunan Praktisi Medis Paru Indonesia (PDPI) dr Annisa Dian Harlivasari, SpP ketika ditemui detikcom Ke Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).
Meski demikian dia belum melihat adanya peningkatan Perkara Hukum Hukum ISPA Yang Berhubungan Di cuaca panas. Malah, kata dia, Gangguan yang paling banyak ditemui Pada ini adalah demam berdarah dengue (DBD).
Gangguan DBD juga Memperbaiki risiko terkena ISPA. Anak yang terinfeksi DBD, daya Bertahan tubuhnya bisa melemah Supaya Gangguan ISPA bisa mudah masuk Ke tubuhnya.
“Pasien (DBD) yang datang itu kan biasanya demam-demam, pegal-pegal, nah sekarang itu DBD-nya juga ditambah ISPA. DBD itu kan biasanya Praktisi Medis spesialis Di ya, tapi mereka akhirnya juga konsul sama Praktisi Medis paru Sebab masalah pernapasannya juga,” jelas dr Annisa.
“Kurang lebih ada Di Ke bawah 10 persen lah (pasien DBD Di ISPA),” sambungnya.
Selain perubahan cuaca, dr Annisa menyoroti Kebugaran polusi udara Ke DKI Jakarta yang masih begitu terasa dan belum ada perbaikan. Berikut ini adalah beberapa Tanda-Tanda ISPA yang harus diwaspadai:
- Batuk terus menerus.
- Sakit tenggorokan.
- Bersin-bersin.
- Sesak napas.
“Tanda-Tanda yang harus diwaspadai biasanya ditambah sesak nafas Sebab kalau dia tanpa sesak napas biasanya dia nggak Berencana berobat Ke Praktisi Medis. Faktornya perubahan cuaca, paparan asap, dan Hidangan yang tidak bergizi seimbang ya,” tandasnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Cuaca Panas Bikin Perkara Hukum Hukum ISPA Naik? Begini Kata Praktisi Medis Paru