Kepala Badan Pengawas Terapi dan Minuman (BPOM) RI Taruna Ikrar Berpartisipasi Di Health and Life Science Summit 2025 Hingga Shanghai, China. Di Peristiwa yang mengangkat tema ‘Building New Channels for Going Internasional and Industry Collaboration’ itu, Taruna Melewati paparannya mengungkapkan pentingnya kolaborasi lintas Bangsa dan sektor Di memperkuat Pembaharuan Keadaan.
Ia lantas menyinggung pentingnya Prototipe triple helix academia-business-government (ABG) Di proses kolaborasi.
“Kolaborasi lebih baik daripada Kejuaraan. Bekerja sama lebih baik daripada berdiri sendiri,” ujar Taruna Di edaran yang diterima detikcom, Selasa (11/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Diperlukan Sebagai mempercepat Studi dan kesiapan industri Berusaha Mengatasi perkembangan Ilmu Pengetahuan Keadaan,” sambungnya.
BPOM RI Pada ini telah bekerjasama Bersama lebih Di 170 perguruan tinggi dan lebih Di 270 industri Hingga Indonesia. Tujuannya Merangsang Pembaharuan Di Pembaruan Terapi yang dapat lebih diakses Kelompok.
Peristiwa tersebut diikuti Dari perwakilan pemerintah, akademisi, dan industri Di berbagai Bangsa Hingga kawasan Asia Tenggara. Pembicara yang turut hadir Di lain Academician of the Chinese Academy of Sciences and Director of Hangzhou Institute of Medicine Chinese Academy of Sciences Tan Weihong, Chairman of Hong Kong Biotechnology Organization President Albert Cheung Hoi Yu, Board Director and Executive Vice President of Hengrui Pharmaceuticals Zhang Lianshan, dan Kepala Balai Besar Biomedis dan Genomika Keadaan Kementerian Keadaan RI Indri Rooslamiati.
Sesudah Peristiwa tersebut, Taruna Ikrar juga melakukan kunjungan Hingga Shanghai Internasional Health Innovation Institute (GHII). Di pertemuannya Bersama Founding President of GHII He Ruyi, mereka Menyoroti Potensi kerja sama Di Pembaruan produk Keadaan berbasis kebutuhan pasar dan penguatan harmonisasi regulasi Hingga bawah Prototipe ABG.
GHII sendiri sudah Memperoleh jaringan kerja sama Bersama Indonesia Sebagai pegembangan produk Keadaan, institusi Studi dan klinik, kolaborasi industri Pharma, Internasional health donors, serta jalur pengadaan publik dan regulatori.
“GHII fokus Di penanganan tuberkulosis, malaria, [penyakit akibat] human immunodeficiency Mikroba (HIV). Kami berencana memperluas perhatian Di Keadaan ibu dan anak. Sebagai itu, kami Merespons Positif kerja sama Bersama Detail Bersama BPOM,” ucap He Ruyi.
Halaman 2 Di 2
(avk/naf)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Momen Kepala BPOM Tekankan Pentingnya Kolaborasi Lintas Bangsa Pada Hingga China











