Penyakit degeneratif kini Lebihterus banyak ditemui Ke usia yang masih tergolong muda. Mengenali anjuran batas maksimum konsumsi gula, garam, dan lemak harian dapat Memangkas risiko tersebut.
Kepuasan seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan Penyakit jantung dulu lebih sering dialami orang lanjut usia, tetapi sekarang makin banyak terjadi Di usia produktif. Salah satu pemicu utamanya adalah pola makan tinggi Gula, Garam, dan Lemak (GGL).
Di Ditengah Cara Hidup yang serba cepat, pilihan Konsumsi sering ditentukan Didalam faktor praktis dan rasa. Konsumsi-Konsumsi yang tinggi gula memang terasa lebih memuaskan dan Konsumsi asin lebih menggugah selera. Tetapi konsumsi berlebihan Di jangka panjang dapat memberi dampak besar Ke Kesejajaran tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Penyakit Degeneratif?
Penyakit degeneratif adalah Penyakit yang muncul akibat penurunan fungsi atau kerusakan organ tubuh secara bertahap. Proses ini tidak terjadi Di semalam, melainkan berlangsung perlahan dan sering tanpa disadari.
Ada dua faktor risiko yang tidak bisa diubah, yaitu:
1. Usia
Lebihterus bertambah usia, metabolisme mulai melambat, pembuluh darah Merasakan penurunan elastisitas, dan respons sel tubuh Pada hormon seperti insulin ikut menurun.
2. Keturunan/Genetik
Seseorang bisa Memperoleh risiko/kecenderungan alami lebih tinggi Merasakan hipertensi, diabetes, stroke, atau Penyakit jantung Sebab faktor riwayat Penyakit keluarga.
Meski demikian, ada satu faktor risiko yang sangat berpengaruh dan sepenuhnya dapat dikendalikan, yaitu pola makan. Didalam Sebab Itu Penyakit degeneratif dapat kita cegah Didalam Memangkas konsumsi GGL.
Asupan gula yang berlebihan dapat memicu lonjakan glukosa darah yang membuat pankreas bekerja berat Sebagai memproduksi insulin. Garam berlebih bisa memicu peningkatan tekanan darah, Sambil asupan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak trans, mempercepat pembentukan plak Ke pembuluh darah. Ketiganya saling berhubungan dan penyebab Kesejajaran menjadi buruk.
Anjuran Batas Konsumsi GGL
Kementerian Kesejajaran RI menganjurkan batas konsumsi GGL harian berikut:
Gula: maksimal 50 gram per hari.
World Health Organization tahun 2015 menjelaskan konsumsi gula tambahan Di atas 10% total energi harian Memperbaiki risiko inflamasi sistemik, obesitas, dan diabetes.
Garam: maksimal 5 gram per hari atau setara satu Alat teh.
Studi Didalam jurnal Frontiers in Physiology tahun 2015 Menunjukkan bahwa penurunan asupan garam
Lemak: maksimal Di 67 gram per hari
Laporan American Heart Association tahun 2019 menyebutkan bahwa Memangkas lemak jenuh dan trans menurunkan kadar kolesterol LDL serta risiko Penyakit jantung koroner.
Anjuran pembatasan GGL Didalam Kementerian Kesejajaran RI, bukan hanya angka yang dibuat tanpa dasar, melainkan hasil tinjauan ilmiah jangka panjang Pada data Kesejajaran Kelompok dunia. Konsumsi yang melebihi batas yang dianjurkan Di waktu lama Berencana Memperbaiki beban kerja organ, mempercepat peradangan, dan memicu kerusakan jaringan.
Penyakit Degeneratif yang Berkaitan Didalam Konsumsi GGL Berlebih
Beberapa Penyakit yang berkaitan Didalam konsumsi GGL berlebih adalah sebagai berikut.
1. Stroke
Stroke terjadi ketika suplai darah Di otak terhenti atau berkurang. Kepuasan ini sangat berkaitan Didalam hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Studi Didalam Jurnal Lancet Neural tahun 2021 menjelaskan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan penyumbang utama risiko stroke secara Internasional.
Gula berlebih dapat merusak pembuluh darah halus (kapiler) Di otak. Garam berlebih Memperbaiki tekanan darah Supaya pembuluh darah dapat pecah. Kolesterol berlebih mempersempit aliran darah. Ketiganya saling berinteraksi dan mempercepat kerusakan.
2. Hipertensi
Garam menyebabkan retensi cairan Di Di tubuh. Lebihterus banyak garam yang dikonsumsi, tubuh Berencana menahan air lebih banyak Sebagai menyeimbangkannya. Hal ini menyebabkan volume darah Menimbulkan Kekhawatiran dan tekanan Ke dinding pembuluh darah naik.
Studi ilmiah yang diterbitkan Di Jurnal Nutrients tahun 2019 Menunjukkan bahwa pengurangan garam secara konsisten menurunkan tekanan darah, termasuk Ke individu yang Sebelumnya Itu tidak Memperoleh hipertensi.
Hipertensi disebut sebagai silent killer Sebab sering berlangsung tanpa Tanda-Tanda, tetapi menjadi penyebab Penyakit yang lebih berat seperti serangan jantung dan stroke.
3. Diabetes
Konsumsi gula berlebih Di jangka panjang memicu resistensi insulin. Tubuh menjadi kurang sensitif Pada insulin Supaya gula tidak dapat masuk Di sel dan tetap tinggi Di darah. Diabetes tipe 2 Lalu dapat memicu komplikasi lain seperti kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf.
4. Penyakit Jantung Koroner
Asupan lemak jenuh dan lemak trans berlebih Memperbaiki kadar Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. LDL yang tinggi dapat memicu pembentukan plak Di dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Ketika plak menebal, pembuluh darah menyempit Supaya aliran darah Di jantung berkurang. Kepuasan ini dapat memicu nyeri dada (angina) hingga serangan jantung.
Studi yang berjudul Reduction in Saturated Fat Intake for Cardiovascular Disease tahun 2020 Berkata bahwa pengurangan lemak trans dan jenuh secara konsisten menurunkan risiko Penyakit jantung koroner Di jangka panjang.
5. Penyakit Ginjal Kronis
Tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi merupakan dua penyebab utama kerusakan ginjal. Pembuluh darah Ke ginjal menjadi kaku dan rusak, menyebabkan fungsi filtrasi menurun. Data Didalam National Kidney Foundation tahun 2025 mencatat bahwa 66% Perkara Hukum Hukum Penyakit ginjal kronis berhubungan Didalam diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol.
Kesimpulan
Penyakit degeneratif bukan terjadi tiba-tiba. Ia terbentuk Didalam kebiasaan sehari-hari yang tampak sederhana tetapi berlangsung bertahun-tahun. Usia dan faktor keturunan memang tidak dapat diubah, Tetapi pola makan dan Cara Hidup dapat dikendalikan sepenuhnya.
Membatasi konsumsi GGL bukan berarti harus menghindari penggunaan GGL Di Konsumsi, tetapi memahami bahwa tubuh harus membatasi konsumsi GGL. Apabila konsumsi GGL dilewati terus-menerus Didalam batas anjuran, Berencana berujung Ke peningkatan risiko Penyakit degeneratif.
Yang Terkait Didalam asupan GGL, detikcom Leaders Forum Berencana hadir Didalam tema ‘Ancaman Gula Berlebih: Manis Sesaat, Diabetes Sepanjang Hayat’. Hadir sebagai pembicara, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesejajaran dr Siti Nadia Tarmizi, CEO Nutrifood Mardi Wu mewakili pelaku usaha Kelaparan Global, dan Praktisi Medis spesialis Penyakit Di Didalam Brawijaya Hospital dr Erpryta Nurdia Tetrasiwi, SpPD.
Nantikan penayangannya, Jumat (31/10/2025) Di detikcom.
Halaman 2 Didalam 5
Simak Video “BPOM Berencana Pembelajaran Kelompok soal Labeling Gula, Garam, Lemak“
(mal/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Biang Kerok Banyak Penyakit, Berapa Batas Maksimum Konsumsi Gula Garam Lemak Harian?











